Penyerahan Diri versus Tanggung Jawab

Ada kasus: Rumah sudah hampir terbakar, istri di rumah sudah panik, tapi suami masih saja berkata, “tenang, nggak bakal terbakar, Allah pasti menjaga kita, serahkan saja pada Allah”.
Pertanyaan saya: Ini penyerahan diri atau sedang melepas tanggung jawab?
Kasus lain: Kantor sudah hampir bangkrut, proyek berjalan hanya satu, gaji selalu terlambat, istri sudah kewalahan mengurus cash flow di rumah, tapi suami masih saja betah menikmati “gaji buta” di kantor, bukannya mencari solusi lain (cari kerja lain) dan dengan hikmatnya berkata, “burung di udara saja dijaga Allah, masa’ kita tidak”.
Pertanyaan saya lagi: Ini penyerahan diri atau sedang melepas tanggung jawab?

2 thoughts on “Penyerahan Diri versus Tanggung Jawab”

  1. sekarang giliran istri ngomong:
    1. bener-bener tidak bertanggungjawab
    2. dia bertanggungjawab, karena mau bekerja, apalagi kerja di jakarta (kalo), jelas meninggalkan zona kenyamanan – a cozy bed, a cozy home, etc. mungkin dia terlalu ‘malas’ mencari kehendak Tuhan buat dia dan keluarganya?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top