Bulan ini mungkin terakhir kalinya Willi sekolah di Play Orena (a pre-school @ Taman Palem). Bulan depan (atau Juli ya?) Willi mulai dengan kelas regulernya di TK Dian Kasih.
Memang banyak yang harus dipikirkan dalam menyekolahkan anak. Dari kualitas, biaya, sampai cara bersekolah itu sendiri. Hal yang buat saya masih se-ekstrim “bermigrasi jadi pengusaha” adalah home schooling (HS). Untuk HS ini Devi pernah membahasnya lumayan detil. Dia pun sepertinya sangat berminat & mendukung HS. Bagaimana tidak! Semua orang tua ingin anaknya dididik dengan standardnya masing-masing, sedangkan di sekolah reguler, namanya juga reguler…
Buat saya sendiri, yang tak begitu intens memahami HS, lebih memilih sekolah reguler. Memang lingkungan sekolah tak bisa diatur sesuka kita. Tapi itu sepertinya akan menjadi kesenangan tersendiri, melihat mereka berangkat sekolah, mengerjakan PR, persiapan ujian, naik kelas…
Hem, semoga pilihan saya tidak keliru.
Hi, mo ngundang ke sini nih
http://www.the-outcasts.com
ato
http://www.the-outcasts.com/forum kalo mo langsung ke forumnya. Ada ratusan anak muda kristen Indo yang tersebar di berbagai negara, mereka saling share and curhat macem-macem. Coba cek sendiri aja. Jangan lupa forward dan kasih tau temen-temen yang lain.
See you there, guys
Gbu
tidak perlu homeschool kalau hanya ingin menghindar dari bikin PR.. anak sekolah internasional, biasanya tidak dibebani homework. 🙂
eniwe… konsep homeschool belum tentu cocok untuk semua orang, and vice versa.. sekolah biasa, belum tentu cocok buat semua orang 🙂
dan yang plg penting… bukan apa yang kita mau, tapi apa yg terbaik untuk anak kita.