Daripada nganggur bengong di rumah karena jalan banjir jadi nggak bisa berangkat kerja mendingan posting hasil kerjaku yang terakhir. Dua minggu yang lalu saya membelikan Willi aplikasi PC untuk edukasi, serinya JumpStart. Setelah diinstall di accountnya Willi, saya baru sadar kalau saya tak mungkin mendengarkan instruksi-instruksi dari aplikasi itu tanpa speaker PC yang memadai. Selama ini saya menggunakan headphone. Duh, tambahan biaya sudah terbayang di depan mata. Yah, demi Willi, saya lalu browsing beberapa tipe dan harga speaker aktif. Hei…! Tak mahal juga. Dengan dua ratus ribuan saya bisa mendapatkan speaker aktif 2.1 yang lumayan. Pilihan saya jatuh ke Creative SBS 370, tak jelek kan? Tapi ternyata hari itu bukan keberuntungan saya. Di seluruh lantai Mal Ambasador dan ITC Kuningan tak satupun yang menjual SBS 370. Kebanyakan merek Simbadda, yang meskipun kualitas suaranya tak kalah dengan Creative, tapi saya masih meragukan daya tahannya. Saya pulang dengan tangan kosong.
Malamnya, tak sabar mendengar dentum bass dari PC, saya berinisiatif menghidupkan kembali power amplifier yang pernah saya buat semasa kelas tiga SMP (tahun 1988) . Rangkaiannya cukup baik, sehingga sempat bertahan sampai sepuluh tahun, tergantikan dengan HiFi 5.1 Aiwa yang ternyata tak cukup murah meskipun beli barang display bekas pameran. Euh, ternyata tak mudah menghidupkannya. Rongsokannya sudah benar-benar tak terpelihara. Saya ragu dengan kualitas solderan saya sendiri. Tapi ternyata saya masih beruntung. Setelah membetulkan beberapa solderan dan wiring power supply akhirnya ampli saya itu hidup kembali. Setelah dimasukkan ke dalam kotak es krim, ampli itu sekarang nangkring di sebelah monitor. Speakernya punya sejarah sendiri. Saya dapat dari hunting bersama Bapak di pasar loak Semarang, sembilan belas tahun yang lalu. What a day.
Komentar