Saya pernah bawa 2 biji, semuanya GSM. Akhirnya menyerah dan hanya mempertahankan satu saja sampai saat ini. Istri saya sendiri (karena ada henpon nganggur dan kartu nganggur) masih rela repot membawa dua (2 GSM & 1 CDMA). Bukan soal banyak nomornya yang memberatkan saya. Wong banyak nomor dari beberapa provider seringkali malah memberikan keuntungan lebih. Misal istri saya tuh, masih bawa CDMA karena lebih mudah ditelpon dari PaBX yang masih menganut paham “blokir awalan 08”, padahan sekarang menelpon ke CDMA dan GSM sama harganya. Trus pakai 2 GSM karena yang satunya pra bayar yang menyediakan 10 ribu SMS gratis tiap bulan tanpa perlu melakukan isi ulang, dan satunya dependable paska bayar yang ga akan kehabisan pulsa untuk saat-saat penting. Saya sendiri cukup bawa satu GSM paska bayar untuk semua keperluan.
Nah, yang bikin saya posting, di depan saya (lagi “ngantor” di KFC Cideng) ada bapak-bapak yang dipanggil “Komandan” sama rekan makannya, membawa 6 (yep, enam biji) henpon! Dua Blackberry, satu smartphone Nokia, dan tiga lainnya henpon “biasa”. Semuanya aktif karena saya melihat dia mengecek layarnya satu-persatu saat mengeluarkannya dari tas. Buat apa yah? jangan-jangan KTPnya pun lebih dari satu. Hehehe…
So, berapa banyak telepon genggammu?
ampun gan
ane cuman pake 2
tapi modem banyak hehehehehehehe
4 buah: 1 GSM Indosat yang dari jaman Motorola 8700. 1 dual SIM henpon: GSM Telkomsel, karena tukang2 saya banyak yang pake Telkomsel (krn klu mrk mudik Telkomsel ttp bisa konek di pelosok) & CDMA Flexi utk nelpon ke PSTN Telkom & juga karena saya anti sama Bakrie dg Esianya itu. 1 lagi henpon jatah Komite Sekolah anak saya, CDMA Smartfren & yang terakhir warisan papi yang baru saja meninggal dunia GSM 3, hampir tidak pernah dipake sejak acara kedukaan selesai.
sama dengan om, hanya punya 1 blackberry dengan pasca bayar. biar ga ribet, hehe