Opname: Hepatitis A

Sabtu sampai Minggu New Year Eve seperti biasa kami bakar-bakar di depan rumah. Ya bakar kembang api (walau nggak seheboh tetangga-tetangga) dan beberapa sosis, jagung, dan ayam. Paginya (yup, tanggal 1 Januari) saya membantu ipar-ipar pindahan rumah. Lalu Senin malam sampai jam 11 malam memasang meja sembahyang buat alm. Papa mertua. Selasa pagi antar TV rusak ke tempat servis, lalu perpanjang STNK motor, lalu ketemu Arman di Pacific Place. Niatnya mo ngantor juga, tapi siang itu saya mulai demam. Rabu sampai Jumat badan demam tinggi. naik turun dah. Obat turun panas seperti dilempar ke laut saja.
Menyerah, malam-malam ke klinik di depan rumah. Diagnosa awal: DBD atau Tifoid. Deu… dapat obat dan kalau demam masih menyerang hari Sabtu harus tes darah. Nah hari Sabtu kok ya dah ga demam. Cuman sendawa asam lambung ini semakin menjadi-jadi. Biarlah, Senin istirahat ga ngantor, Selasa sampai Jumat saya ada training yang “rugi abis” kalau ditinggalkan. Selasa ngantor, training ding, di salah satu hotel. Tapi lama-lama tambah ampun-ampunan. Perut nggak mau terima apapun, minum tiga teguk air putih pun langsung muntah. Malamnya ke internis di Hermina.
“…Sus, coba deh apa saya yang salah, sepertinya matanya kuning ya…” kata dr Sayid. Deng! Kudu cek lab! Kemungkinan livernya yang kena. Sembari nunggu 2 jam hasil lab, saya balik ke rumah. Nyetir cuman beberapa kilo saya tempuh dalam waktu setengah jam! Mandi, trus istirahat bentar. Perasaan saya sudah nggak enak. Berangkat ke Hermina, saya dapat insting buat cari tempat parkir yang paling aman. Sampai UGD dokter jaganya, mendiktekan hasil lab ke dr Sayid, vonis: kudu opname! Kadar lemak di dalam hati saya super tinggi. Yang harusnya cuman puluhan ini sampai ribuan. Dokter jaganya sempat nyeletuk, “…masih bisa nyetir ya, biasanya sudah hilang kesadaran…” wedew. Opname dah, kudu masuk ruang isolasi (muahualnya rek). Ada kendala di asuransi lagi (pas ganti provider), jadi kami belum tahu apakah bisa fully covered atau tidak. Apesnya lagi, ruang isolasi pas penuh, cuman ada VIP yang semalamnya 900 ribu lebih. Ya mau gimana lagi, masuk ya masuk lah, dengan harapan tercover asuransi.
Jam 11 malam saya baru bisa masuk kamar. Diinfus, dapat injeksi sehari 2x dengan dosis banyak, obat 3 jenis, dan sehari sekali infusnya diganti pakai obat 100ml. Huaduh! Tapi benar-benar bed rest. Hari ketiga saya cek darah lagi, kadar lemak turun ke 800. Lumayan, tapi dr Sayid belum mau memulangkan saya. Deu… untung sudah pindah ke ruang isolasi. VIP memang nyaman, tapi kalau tiap hari khawatir dengan tagihan yang membengkak ya sama saja kan. Oh ya, tes darah hanya positif di Hepatitis A, B dan C negatif. Wow, melegakan. Yang A katanya bisa sembut total sih.
Tadi pagi saya cek darah lagi dan sudah turun ke 400, dan boleh pulang! Yippie! Eh… dikasih surat juga ga boleh kemana2 dulu sampai Kamis nanti tanggal 19 Huaa…!!! Good news is, sepertinya semua biaya tercover asuransi. Phiuh… yanty sempat mengintip, tembus 12 juta lebih. Sakit itu memang mahal.
So, sekarang saya harus bed rest dulu. Jaga badan, jaga makan, jaga etc. Kalau Kamis besok kadar lemak di hati bisa drop ke normal, nggak ada lagi surat dokter tambahan.

1 thought on “Opname: Hepatitis A”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top