Men’s Camp, day 1

Pagi terbangun jam 5, alarm hape bunyi. Ouaahhh… mata masih berat. Tapi terbayang peserta camp bakal berangkat jam 8 dari Jakarta. Ui… mesti prepare cepet-cepet. Lihat hape, sms dari Agus yang lagi ngorok di kamar sebelah, minta ijin bagun siang. Nggak apa-apa lah. Dia nanti kan on stage, nggak mungkin menguap di depan.
Mandi, doa bentar sambil menatap karya Allah di Puncak, trus gedorin pintu satu satu, lupa kalo Agus minta bangun siang. Gee… Sorry Gus. Silakan bobo lagi.
Akhirnya baru jam 6.30 kita semua ready, kerja 150% di aula. Bongkar semua perlengkapan dari Espass (bangku belakang aku copot, saking penuhnya). Angkat ke Aula. Set up meja panitia sepanjang 6 meter!). Bersihin aula, tempel daftar tempat tidur di 56 kamar, pasang 12 spanduk, bikin 170 name tag, atur 180 bangku, pasang 2 lampu spot 500 watt, pasang proyektor dan 30 meter kabel VGA (so Sun An bisa operate dari belakang mentok, kalo mau sambil tidur juga bisa), set up 2 notebook linked dan satu printer, set up handycam dan tripodnya nangkring di atas meja, tempel absensi di teras aula, tempel daftar kamar dan daftar kelompok di teras aula, dan terakhir isi perut alias sarapan.
Arman datang jam 9, tanya, “ada yang perlu dikhawatirkan nggak?” Aku bilang, “nope, kecuali ini” sambil jempolku menunjuk ke 1/4 bagian aula yang masih tertutup. Jam 10 bis pertama sampai, aula mulai ramai. Kita sampe harus memberi penjelasan ke Acer kalau kita akan berusaha meredam sebisa mungkin kegaduhan di aula…
Akhirnya jam 11 sekat pembatas itu dah dibuka… Kita lalu memanjangkan meja panitia jadi 12 meter! Set up meja pembayaran, meja penjualan buku, meja kunci kamar, dan terakhir meja complaint center (yap, sudah ada sejak camp tahun lalu).
Jam 12 makan siang dihidangkan, aku ikut ngantri, makan, kenyang, dan lalu duduk terhenyak di depan notebook, sebelahan sama Sun An. Siap-siap dengerin Kak Eddy menyampaikan pesan Tuhan buat seluruh pria…