Malam, pilekku tambah mengganggu. Sesi ketiga Kak Budi Jo aku dah nggak bisa konsentrasi. Untung masalah admnistrasi seperti ganti nama, ganti kelompok, pindah kamar, de es be, udah kelar sebelum sesi dua.
Malam itu, pas altar call, biasanya aku ambil alih kamera untuk shoot di panggung. Tapi saat itu aku biarkan Johny yang berkreasi. Aku duduk terkapar di belakang. Sambil sentlap-sentlop, bersin nggak ada habisnya. Dan aku percaya Allah tahu batas kekuatan badanku, Allah tahu kapasitasku di camp ini. Tiba-tiba Kak Budi Jo bilang, “…yang sakit, maju ke depan! Kita akan mendoakan saudara…” gee… selagi Kak Budi berdoa, dan para pembina menumpangkan tangannya ke peserta di depan panggung, rasanya badanku lebih enak. Bersin tiba-tiba berhenti, dan hidungku bisa menghirup udara dingin Puncak lagi… Nggak mungkin pengaruh Panadol Cold & Flu yang baru aku minum dua menit yang lalu. It’s super extraordinary!!! Padahal aku masih duduk di kursi yang sama, di belakang, bareng Sun An…
Jam 1 pagi semua tim kembali ke kamar. Arman, Andre, dan Sun An masih lembur, kerjaan kantor. He… he…
Komentar