Dagangan Data

Ugh… mungkin sudah 50% kesal saya karena membuka kartu kredit Master di Carrefour (a.k.a KBC a.k.a GE Master Card). Saya tidak begitu memperhatikan tulisan-tulisan kecil pada lembar aplikasi permohonan KBC. Mungkin saja di situ tertulis, “…data ini tidak bersifat pribadi dan dapat diperjual-belikan…”, saya tidak tahu. Yang saya tahu data saya di KBC sudah beredar kemana-mana.
Bukti? Satu bulan setelah saya menerima KBC, sudah empat agen kartu kredit dari bank yang berbeda menelpon saya di kantor. Pagi ini ada lagi yang menelpon dari agen biro jasa perjalanan menawarkan paket wisata. Mereka semua menghajar saya dengan penawaran yang sebenarnya tidak, atau tepatnya saat ini tidak saya perlukan. Buat apa mereka menawarkan kartu kredit dengan fasilitas yang sama (atau mungkin kurang), sedangkan saya merasa sudah cukup dengan memegang dua. Buat apa mereka menawarkan paket wisata jika saya amat sangat jarang berwisata.
Hem, ini akibatnya kalo para agen itu hanya membaca data sekilas saja. Bahkan saya pernah dipanggil “Ibu” oleh salah satu penelpon! Oh… mereka hanya membaca kolom nama tanpa melihat kolom-kolom lainnya pada data tersebut yang mungkin bisa mereka gunakan agar tidak menelpon secara acak. Apa mereka belum tahu ada solusi yang namanya Data Mining. Saya bekerja di bidang ini, dan saya tahu persis tentang keberadaan bisnis dagangan data ini. Tapi tanpa didukung solusi yang memadai, akhirnya akan bermunculan ratusan, bahkan ribuan personil agen pemasaran yang menjelajah menyusup mengusik beberapa detik (atau menit) kehidupan kita hanya dengan mengandalkan daftar nama! Mungkin solusi Data Mining atau CRM atau solusi sepuluh ribu dolar lainnya lebih mahal dibandingkan dengan membayar tukang telepon menghabiskan pulsa menyodorkan penawaran tidak pada tempatnya.
Agen hari ini sangat tidak sopan. Mungkin karena saya tidak begitu sopan juga melayani dia. Dia memulai dengan selamat siangnya dan mengeja nama lengkap saya rada terbata-bata. Saya sudah curiga jika seseorang menyebut nama lengkap saya karena hanya di institusi finansial saja nama lengkap saya tertampil. Begitu dia memperkenalkan diri, saya langsung memotong, “Oh, penawaran wisata yang menyicil itu ya? Maaf saya tidak tertarik”. Dan dia langsung menutup telepon. Gee… Takut keduluan mungkin. Tapi paling tidak saya sudah mengirit tenaga dan pulsa teleponnya.