9 Tahun Bersama

Tepat 9 tahun yang lalu saya membuat janji untuk menemani Yanty selama sebulan, saat libur kuliah, agar dia tetap di Salatiga. Hem… itulah awal dari kedekatan kami. Saling membutuhkan, saya pikir. Yanty harus tetap di Salatiga untuk meneruskan bimbingan skripsinya, sedangkan saya perlu teman untuk melewatkan liburan panjang ini, he… he…
Awal komitmen seperti itu ternyata berat juga. Hari Rabu malam adalah hari saya nongkrong di depan SCTV nonton The X-Files, dan bulan Agustus itu saya terpaksa melewatkan sekitar 4 eposide. Bayangkan, tiap hari dari pagi sampai malam mesti menemani Yanty kemana saja. Pagi cari sarapan, lalu ke perpustakaan sampe siang, habis itu makan (akhirnya saya jadi hapal segala makanan di luar rumah), sore bimbingan skripsi, trus cari makan, dan antar Yanty pulang ke kost. Memang tidak setiap hari seperti itu. Sering kali malah bertengkar, diem-dieman & nggak ketemu beberapa hari (jadi bisa nge-game, kekekeke…), tapi trus kangen, telpon, beresin. Hie… hie… hie…
Selama sebulan itu kami “exclusively hang out”, begitu kata anak-anak GBIPDS3 bilang. Nggak sehat dan sangat tidak disarankan, tapi banyak hal yang kami dapat dari situ. Kami jadi saling tahu karakter masing-masing, jadi saling tahu kejelekan masing-masing.
Sampai 31 Agustus berakhirlah janji saya, tetapi tidak dengan kedekatan kami. 26 Oktober 2002 kami mengucapkan janji nikah, lalu 23 Juli 2003 kami dapat titipan dari Allah bayi yang lucu yang bertumbuh menjadi anak yang luar biasa, lalu akhir tahun ini pula kami menunggu adiknya Willi lahir. Tak terasa 9 tahun sudah berlalu. Sungguh suatu perjalanan hidup yang luar biasa bersama Allah, Tuhan kami.
Happy anniversary my lovely wife!