Camp sudah dekat, tapi koordinasi masih berantakan, or at least dari sisiku. Mungkin dari sisi Arman baik-baik saja karena hampir semua personil melapor ke dia. Tapi kalau yang ngurusin teknikalnya (yaitu aku) nggak ter-update, sama aja boong. Pokoknya rada panas deh nih otak. Paling tidak waktu pra camp kemarin bisa berjalan walau ada cacat sana sini, ada ketawa sana sini. Eh, problem muncul lagi.
Arman nggak bisa full di camp karena pekerjaan. Mesti cabut Minggu pagi. Eh, lha kok aku juga terpaksa ikut-ikutan. Semua tukang renovasi rumahku pada ngabur, menyerah katanya, nggak kuat ngikutin target (yang notabene mereka bikin sendiri). Ugh, gini nih akibatnya kalo nggak kerja bareng orang pro. Sekarang aku mesti ngurusin ini dulu, yang aku anggap prioritas karena kalo nggak bisa-bisa adiknya Willi lahir kami masih nongkrong di luar rumah, karena masih belum selesai. Memang jadualnya ketat, wong namanya lahiran kan nggak bisa ditunda. So camp kali ini aku sama sekali nggak naik. Ugh… siapin segalanya untuk dikerjakan orang lain, ternyata susah ya. Apa yang selama ini otomatis berloncatan di otak bener-bener susah untuk dituangkan di atas kertas. Pagi ini aja baru teringat untuk menyiapkan kaset miniDV. Heh, untung ada 5 biji. Moga-moga cukup. Gosh, kayaknya belum cukup kita ‘ditendang’ dari comfort zone. Beberapa anggota tim juga melapr tidak bisa berangkat. Hua…
Tau’ deh nanti gimana. Terserah Tuhan aja dah…
Komentar