Barang Bekas

“Koran koran…”, saya sedang telpon di dalam cepat-cepat keluar. “Boss, nggak kepake nih”? tanyanya. “Iya, tapi kalo mau ambil, mesti semua…” barangnya macam-macam dan tidak semua bisa terjual. Saya memang berniat buang, bukan jual. Dia melongok ke dalam bak dan berkata, “Boleh deh, berapa”? “Nggak, buat elu aja. Kalo pintu kaca mau nggak”? tambah saya. “Buat saya”? sepertinya tidak percaya. Barang ini memang susah dijual, membuangnya juga susah karena terlalu berat. “Iya, tapi mesti tiga-tiganya ya”. Garuk-garuk kepala sebentar, lalu berkata, “Saya ambil gerobak dulu ya”. Saya mengiyakan sambil meneruskan pekerjaan. Beresin taman yang sudah hancur kena timbunan material, bongkaran bangunan, cipratan semen dan cat memang menguras tenaga.
Baru saja saya membungkuk ada pedagang barang bekas lainnya lewat. Melihat-lihat sejenak lalu bertanya, “Dijual berapa nih Boss”? Ugh, saya paling tidak suka dipanggil seperti itu, tapi sepertinya kebiasaan Jakarta memang begitu. “Sudah ada yang mau ambil”. “Emang dapat berapa”? tertarik sekali dia. “Belum dihargai kok” ucapku berbohong agar dia tidak kecewa. Tapi rupanya dia benar-benar tertarik dengan besi-besinya. “Jual sama saya saja deh, kan sama saja. Gerobak saya di depan kok, jadi nggak usah tunggu”. “Wah, gue dah janji sama orang tadi”. ‘”Kalo nggak balik gimana”. “Ya udah nggak apa-apa”. Dia masih nongkrongin saya membersihkan taman. “Gimana Boss, daripada lama”. “Nggak deh. Janji itu lebih gede dari duit. Kalo ntar dia marah, rumah gue dilempar gimana coba”. Dia hanya merenges lalu berlalu begitu saja.
10 menit berikutnya orang yang pertama datang membawa temannya geret gerobak pakai Honda Kharisma…!!! *gubrak!* Waktu mereka mengangkat dan mengaturnya di gerobak, saya perhatikan. Jangan sampai ada yang tersisa ataupun barang yang masih terpakai ikut terbawa. Selesai, dia naik ke motornya dan temannya yang mendorong gerobak keluar blok. “Makasih ya Boss”, mukanya berseri-seri. Entah kenapa saya yang sudah lumayan cape jadi sedikit bersemangat lagi. Hem, panas, mendingan masuk dulu, nge-blog cerita ini….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top