Going Mad

Malam ini saya marah besar.
Seperti biasa, Willi sangat rewel saat sikat gigi & cuci tangan kaki sebelum tidur. Kali ini merengek, “… sikat gigi sama Papa…”. Mengalah, saya ikut masuk ke kamar mandi. Mulai melepas bajunya yang berkeringat, lalu perlahan menyikat giginya. Entah kenapa, Willi masih merengek, menjengkelkan. Saat saya minta berkumur, dia malah tambah merengek tidak jelas. “Ayo kumur…!” mungkin saya sedikit membentak, tapi saya sama sekali tidak siap dengan reaksinya: Willi mengguyurkan air kumurnya ke baju saya. Entah sengaja atau tidak, Saya tidak bisa berpikir lagi. Saya sudah menampar tangannya. Bukannya menangis, mungkin saya mengharapkan begitu, dia berteriak marah. Entah bagaimana, saya ingin cepat menyelesaikannya mungkin, reflek mengambil gayung dan mengguyurnya beberapa kali. Air dingin itu mungkin mengagetkannya. Tangisnya tambah keras. Saya menghandukinya cukup keras juga. “Sudah…! Nangisnya sudah…! Kamu bikin Papa marah sekali. Sudah…!”. Tangisnya reda diganti isakan kecil. Saya masih mengeringkan badannya, memakaikan baju, dan menggandeng masuk ke kamarnya.
“Sini duduk”. Willi mendekat perlahan lalu duduk di depan Saya. “Jangan diulang ya. Papa sama sekali nggak suka Willi nggak taat. Nggak boleh guyur orang lagi. Nggak boleh nangis kalo mandi…” dan beberapa kalimat lainnya mengalir perlahan sambil beberapa kali mengambil nafas dalam, menurunkan emosi saya sendiri.
“Papa minta maaf ya. Kasar sama Kakak. Maaf ya” Saya mengulurkan tangan. Willi menyambutnya pula, “Ya…” jawabnya pelan. Lalu dia memeluk Saya, yang membalas pelukannya sambil tercenung…
Ini akan memberi bekas luka di hatinya. Sesuatu yang tidak bisa dihapus begitu saja. Sayapun merasakan hal yang sama. What I have done…??!! God…! Saya sudah terlalu kasar dengannya. Emosi Saya lepas lagi.
“Papa minta maaf ya Sayang… Tuhan, ampuni dosaku. Pulihkan kami…”. Mata Saya berair.

2 thoughts on “Going Mad”

  1. jadi inget cerita paku yang dipakukan ke kayu. emang sih pakunya bisa dicabut tapi lubangnya stays. hiks kadang yang kek gini bikin kita nyesel yah?

  2. 2 malem yang lalu aku juga barusan kesel ampe ngebentak joel karena nyedot susunya pelaan banget… abis gitu kok nyesel banget ya.. apalagi dia kayak kaget gitu trus abis itu dia senyum2 lagi. Duh… tulusnya kasih sayang anak kecil.
    I’m totally agree soal kudu jadi teladan, ingat kan salah satu kata mutiara: ‘Action Speaks Louder Than Words’
    Good luck! Selamat menjadi teladan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top