Pernah punya teman super pintar? Kayaknya sering ya. Kadang bikin kita minder, atau bikin kita sombong kalau berhasil ngalahin mereka. Saya punya beberapa.
Di SD, ada satu sohib saya (sampe kuliah) jago banget. Hampir juara satu terus dan sering banget ikutan lomba ini itu (dan menang, tentunya). Untungnya lulus SD NEM saya lebih tinggi dari dia. Jadi nggak minder-minder amat. Waktu kuliah, ada lagi temen yang otaknya encer banget, meskipun hidungnya juga ikutan encer (sering pilek, kasian). Pernah ikut Olimpiade Matematika di Moscow. Saya pikir nanti di dunia kerja tidak akan kenal dengan orang-orang jenis beginian. Saya salah.
Perusahaan saya bekerjasama dengan Departemen Statistika Fakultas Matematika dan IPA IPB, dan saya sangat beruntung kenal dekat dengan salah satu lulusannya. Profilnya saya tidak tahu banyak. Yang jelas dia termasuk dosen muda yang lulus dengan cum laude. S2 di bidang yang sama pun dilalui dengan predikat yang tidak jauh berbeda dengan S1 nya. Masih muda, jelas lebih muda dari saya (lahir tahun ’78, thanks to Google). Sama sekali tidak bertampang pintar, super low profile, sangat dekat dengan mahasiswanya yang sering memanggilnya dengan “Mas…”. Bekerjasama dengan tim saya di sini sebagai ahli statistika, ilmunya sangat practical, fully applied bagi kami orang yang hanya tahu IT. Dan hebatnya, kalau sedang berpikir, mukanya tidak terlihat sedang berpikir. Tahu-tahu keluar saja solusinya. Hehehe…
Mas Bagus Sartono, Departemen Statistika FMIPA Institut Pertanian Bogor baru saja mengirimi saya tulisannya tentang Pembangkitan Bilangan Acak untuk Simulasi Monte Carlo Non-Parametrik. Selesai baca, baru sadar ternyata saya mendapatkan orang super.
mau dong mas soft copy nya tulisannya. kirim ke aku ya. thx
gigih bagiono ya? hehehehe…
Mike: Gak iso Mike, wong hard copies.
Nana: Iya bener. Tapi jangan bilang ke dia ya, aku nanti minder lagi…
pak adhi, nanti aku kirim softcopy-nya deh. terus aku udah punya kelanjutan dari tulisan itu. penerapan real pakai data USD-IDR dan JPY-IDR