Perayaan Imlek 2557


Sudah jadi tradisi di keluarga istri saya merayakan Tahun Baru Cina. Rame-rame Imlek 2557 kali ini dimulai Sabtu malam, saat kami bersebelas berkumpul bersama makan malam. Ada 8 jenis makanan disajikan termasuk mi goreng, bakso goreng, kari, ikan goreng, sup asparagus, dan tiga jenis lainnya yang saya saya tidak tahu namanya. Setelah itu ditutup dengan jeruk. Hem… lihat, ada yang mini seperti ini. Saya sendiri baru tahu kalau jeruk khas imlek itu ada banyak macam. Kemarin ke Total Buah di Taman Surya sempat kebingungan karena jenisnya beragam (harganya juga beragam, he…). Jeruk mini itu, biasa disebut jeruk emas/ jin ju, masih ada daunnya yang melambangkan kesejahteraan yang tetap tumbuh.
Hari Minggu, lagi-lagi bersebelas, naik Zebra (muat euy…) bersilaturahmi ke rumah Liku di daerah Karanganyar, Jakarta Pusat. Dengan khas pakaian merah, dilihat dari luar mobil silver dengan kaca film 40% ini jadi kontras sekali. Tanpa power steering beban berat seperti ini cukup terasa di lengan.
Gang kecil yang sudah penuh dengan mobil parkir ditambahi dengan preman setempat yang sudah cengar cengir saat kami mencoba parkir. Saya balas senyum saja saat mereka membantu saya mencari tempat parkir. Urusan dengan mereka belakangan saja, pikir saya.
Di rumah, ternyata sudah banyak keluarga yang berdatangan. Tambah siang, tambah banyak saja. Sisi rupanya kegerahan, rewel terus kalau digendong. Padahal yang antri banyak! Hehehehe… biasa, jadi “Si Kecil”. Puas gendong cium cubit pipi sana sini akhirnya Sisi duduk “lega” di pangkuan saya. Willi, seperti biasa, asik bermain dengan tiga sepupunya. He behaved soooo nicely! Nggak berebut mainan, nggak serobotan ambil kudapan, nggak lari sana sini.
Jam 3 sore kami pamit. Para “tukang parkir” di depan kami beri dua amplop angpau dan tidak complain sama sekali. Gee… taktikmu sukses berat Sayang!
Gong Xi Fa Cai…!!!