Uang Damai Yang Terlalu “Damai”

Baru saja saya menyaksikan kejadian yang menggelikan.
Di exit tol Dr. Sedyatmo ke Outer Ring Road, ada simpang 4 yang melarang truk untuk lurus ataupun belok kanan. Saya berhenti menunggu lampu hijau tepat paling depan. Di belakang saya ada truk yang menempatkan diri dengan jelas untuk lurus juga, sama seperti saya. Di persimpangan, seorang polisi yang bertugas segera menghampiri truk itu. Hendak menilang? Tidak. Sudah umum para supir truk memberikan “upeti” di persimpangan itu.
Tepat, dari kaca spion saya melihat sopir menggenggam uang, er… tepatnya sesuatu karena saya tidak tahu pasti. Dengan cepat, gumpalan itu berpindah ke genggaman polisi itu. Sambil terus berlalu, polisi itu melirik ke dalam genggamannya, dua kali…!! Sampai tiba-tiba ia memberikannya pada seorang pengemis berkaki satu yang sedang mangkal di situ, terbengong-bengong mendapat uang, eh… sesuatu dari polisi yang mungkin acuh padanya tiap hari.
Setelah polisi itu menjauh, pengemis tadi merenges pada sopir truk tadi yang sudah tidak dapat menahan tawanya. Entah berapa yang diberikannya. Mungkin terlalu sedikit untuk polisi itu, tapi cukup banyak untuk ukuran pengemis itu.