My First Trip In TB-038

Memalukan? Untuk kebanyakan orang Jakarta mungkin. Tapi tadi saya begitu menikmatinya. Willi saja sudah beberapa kali naik TransJakarta. Yanty apalagi, sudah tak terhitung dengan jari. Saya yang sudah sekitar setahun ikut milis suaratransjakarta baru kali ini naik kendaraannya. Well, kenapa baru sekarang?
Tak terencana tadi. Setelah memasukkan mobil ke bengkel dan mendengar estimasi pengerjaan cukup lama, saya memutuskan meninggalkannya di bengkel. Lebih baik saya ke kantor, mengerjakan pekerjaan saya yang sudah “menumpuk tapi masih saja malas dikerjakan”. Melihat halte Indosiar kosong, saya mantap menyusuri tanga yang berkelok-kelok itu. Menunggu sekitar 15 menit, terlewati tiga sampai 4 bus karena aking penuhnya dari arah Kalideres, akhirnya naik juga. Waktu menunjukkan pukul delapan kurang lima menit.
Perjalanan biasa, jadi teringat saat saya sering naik shuttle bus kawasan Mega Kuningan beberapa tahun yang lalu. Sampai di HCB, turun, dan mengantri ke arah Blok M. Cukup padat, tapi antrian bus cukup banyak sehingga antrian itu berjalan cukup cepat. Tak kurang dari 10 menit saya sudah naik JET-xxx (lupa saya perhatikan). Turun di Setiabudi pukul sembilan kurang. Hem, cepat juga. Sambil berjalan perlahan ke Lippo Plaza saya merenung, membayangkan kehidupan jalan raya saya jika memilih TiJe. Alangkah simpelnya! Bebas macet, bebas kaki pegal, bebas bertanding urat syaraf dengan pengemudi lain… Hem…
Tapi hidup ini tak hanya mencari kemudahan bukan? Buktinya saya bosan dengan kehidupan perjalanan di Singapura yang “terlalu monoton”.