Lebaran = musim pulang kampung = musim pembantu & baby sitter resign. Fenomena ini sudah rutin, dan seharusnya kita (pd umumnya) sebagai employer dapat mengantisipasinya tanpa kendala berarti.
Tapi entah, saya masih tak bisa. Kehilangan pembantu bagi saya seperti kehilangan orang kepercayaan. Mereka yang saya percaya untuk mengurus rumah dan menjaga anak-anak. Jika mereka mengikuti ritual lebaran, saya selalu was-was.
Tadi sore, kekhawatiran saya terjadi. Pengasuh Willi yang sudah satu setengah tahun mengundurkan diri. Tentu saja ini merupakan kehilangan yang berarti. Saat dia datang, belum bisa apa-apa, sampai sekarang ahli masak, mengasuh bayi, dan melakukan aktivitas profesional lainnya.
Hem, saya bercita-cita untuk lepas dari ketergantungan pembantu. Sayang, masih lama. Mungkin 9 tahun lagi. Duh…
Komentar