Hukuman di Sekolah?

Lagi…. Hari ini Willi bercerita di telepon dengan nada suram. Willi dihukum berdiri di depan kelas karena tidak dapat menulis angka 1 sampai 9. Duh. Tahu tidak kekhawatiran saya apa? Dia ngambek sekolah!
Lalu, apa yang harus saya lakukan? Tipe hukuman begini apakah sudah menjadi kebijakan global apakah hanya inisiatif guru semata? Sesiang ini Yanty sudah tiga kali mencoba menghubungi pihak sekolah tapi belum dapat tersambung dengan tiga kali alasan yang berbeda.
Saya punya pengalaman dengan anak teman saya yang ngambek sekolah karena alasan yang cukup rasional: takut sama ibu guru. Kenapa? Karena didikannya yang lebih keras daripada situasi rumah, sementara anaknya sangat sensitif. Sampai dicoba pindah sekolah berkali-kali tetap saja ngambek, trauma saat balita kelihatannya sangat membekas ya.
Dari buku yang (sedang) dibacanya, Devi bilang kalau anak kecil seharusnya dididik secara personal. Bakat dan minat tiap anak berbeda-beda sehingga perlu pendekatan yang berbeda pula. Hm… makanya kamu mendukung home-schooling ya Dev…
Ah, entah lah. Yang pasti saya harus dealing dengan sikap Willi nanti malam. Semoga Yanty sudah mendapat jawaban yang bagus dari pihak sekolah.

2 thoughts on “Hukuman di Sekolah?”

  1. atau.. cari sekolah yg tidak melulu mendewakan nilai akademis di atas segala2nya. Rasanya ketika kita udah ke dunia nyata, yg plg penting adalah karakter: EQ, AQ & SQ..
    Sekolah itu harusnya MENYENANGKAN!!!!! Salah satu alasan aku pilih HS dhi, karena Joel itu suka moody dan ga bisa diam.. bisa2 dihukum terus ama gurunya.. pdhal mbayar sekolahnya bukan murah. Lalu dia ngambek ga mau sekolah lagi.. wah…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top