Masal

Salah satu teman chatting saya beberapa hari belakangan status Y!M nya rada mengerikan: “Resign Masal”. Wah, emangnya berapa persen yang resign sampai dibilang masal?
Pengertian umum, masal bisa diartikan “lebih dari banyak”, “beramai-ramai”. Otak saya menyebutkan “lebih dari separuh populasi” baru bisa disebut masal. Lha kalo resign masal? Wah, mending tutup saja kantor itu. Kecuali memang turnovernya tinggi.
Sama seperti wagon yang saya tumpangi untuk mencari uang ini. Sejak pertama kali masuk tahun 97 memang turnover staff bisa dibilang sangat tinggi. Kemudian menurun pada tahun 2000an. Lalu bersamaan dengan penurunan tingkat kesehatan perusahaan, dibarengi dengan turnover tinggi lagi. Kali ini sungguh ampun. Kerjaan internal banyak, yang berarti need more resources. Sedangkan dengan kondisi finansial yang sedang di bawah begini perusahaan tak mampu menahan qualified staffs dengan better salary. Lalu?
Lah, katanya pengangguran S1 berceceran di kampus-kampus. Bisa dibedakan dua kelompok besar: yang pintar berpandangan luas bercita-cita tinggi serta yang sedang-sedang saja berpandangan pendek untuk menyambung hidup dan cita-cita sesuai dengan realita. Kelompok yang satu seperti kodok, memperlakukan perusahaan kecil sebagai batu loncatan ke batu yang lebih besar, batu yang lebih kuat, sampai mendarat di daratan yang dicapai. Kelompok kedua seperti robot, safety player, loyalitas tinggi (atau karena tak punya visi jauh ke depan?).
Yang pasti, saya sudah berpengalaman punya berbagai teman. Yang dari robot jadi kodok pun ada. So? Dah ngantuk, dah sore. Mo pulang. Intinya: bulan ini ada 42% yang resign dari kantor ini. Ehem…. belum masal…