Hari Sabtu Willi sudah komplain soal kucing-kucing nakal di atas plafon rumah. Saya mengiyakannya untuk naik ke atap untuk mengusirnya. Tapi sampai tadi malam pun belum saya lakukan. Yang terjadi, saya kena batunya…
Jam 2 pagi tadi suara gemerisik dan meong sana sini terdengar persis dari atas tempat tidur saya. Mencoba “sok tak terganggu” akhirnya saya bangun juga setelah Yanty mencoba menyodok plafon dengan sapu tanpa menghasilkan kesunyian apapun. Ambil karung, senter, tangga, saya pun naik ke atas plafon. Gee… itu jam setengah tiga pagi!
Ternyata ada tiga bayi kucing di situ plus induknya. Sinar senter yang mengenai mata kucingnya sungguh menyeramkan, soalnya yang terlihat hanya matanya, badannya mungkin berwarna hitam. Setelah mendekat, si “seram” kabur dari sela-sela genting dan tembok (malam ini saya harus tutup dengan kawat). Ketiga bayi itu saya masukkan satu per satu ke dalam karung. Hem… bersih! Bulunya halus sekali… Hehehehe…
Saya bawa turun ke bawah, lalu dibawa Yanty keluar, dibuang di tong sampah lapangan basket dekat rawa. Sementara itu saya mandi lagi. Untung tidak di Salatiga, air Jakarta pukul 3 pagi cukup hangat… Gee… Mengingatkan saya harus naik lagi nanti malam, menutup celah-celah itu…
Komentar