Naik Gaji…???!!!

Tunggu… bukan saya, tapi sang istri tercinta… 😀
Sudah tahu kan, Hagabank dibeli sama Rabobank. Dengan tingkat kepemilikan Rabobank sebesar 95% maka mereka berhak mencampuri dari A sampai Y, termasuk fasilitas dan gaji karyawan. Whoaaa… Proses akuisisi sudah resmi sejak awal 2007 dan issue tentang perubahan gaji, pensiun dini, dan segala tetek bengek lainnya beredar kencang, tak hanya di aras bawah, para staff, manager, sampai pimpinan cabang pun memiliki gosipnya masing-masing. Sampai akhirnya kemarin, 28 November 2007, status mereka jelas sejelas-jelasnya. Ini perubahannya:


Dulu di Hagabank ada yang namanya “uang kerajinan”. Definisinya, jika karyawan masuk penuh selama sebulan tanpa dipotong ijin, cuti, ataupun madol, akan mendapat seratus ribu rupiah. Saat ada sosialisasi dan tanya jawab antara Rabobank dan Hagabank, pertanyaan tentang status “uang kerajinan” ini bikin terheran-heran HRD Rabobank. Well, sekarang komponen ini dimasukkan ke dalam gaji pokok, gak peduli karyawan madol ataupun cuti. Horeee…!!! (pertama).
Dulu, gaji diberikan 13 kali termasuk tunjangan hari raya. Sekarang, gaji diberikan 14 kali termasuk tunjangan hari raya dan tunjangan akhir tahun. Horeee…!!! (kedua).
Dulu, tunjangan hanya kesehatan, kacamata, dan jamsostek. Sekarang, tunjangan meliputi kesehatan (nilai sama dengan yang lama), kacamata (nilai sama dengan yang lama), jamsostek (nilai sama dengan yang lama), asuransi jiwa dan kesehatan (ini baru!), dan tunjangan hari tua alias dana pensiun yang memiliki premi sebesar 10% dari gaji kotor (ini juga baru!). Bagusnya lagi, premi itu tidak dipotong dari komponen gaji tapi dibayar oleh perusahaan. Horeee…!!! (ketiga).
Yang terakhir, take home pay Yanty naik sekitar 10%. Paling tidak sesuai dengan tingkat inflasi. Jika dihitung dengan komposisi 14/13 plus premi 10% dana pensiun (pakai produknya Manulife), kira-kira gajinya naik sekitar 15% sampai 20%. Whaa…!!! (keempat).
Kemarin Yanty langsung memberikan surat penjelasan dari manajemen sekaligus slip gajinya untuk saya baca. Bersyukur? Banget! Dapat empat “hore…” plus satu “yah…” yang sedang diperjuangkan (tidak saya ceritakan di sini deh) benar-benar membuat kami bersyukur.
Sekarang tinggal giliran saya… 😀