Baru dioperasikan per tanggal 15 April 2009, saya berkesempatan memakainya tanggal 18. Hasilnya? Crowded! Petunjuk untuk masuk ke Terminal 3 cukup informatif, tapi dari beberapa rekan seperjalanan mereka cerita kalau supir taksi pun masih kebingungan mencari Terminal 3 yang biasanya hanya melayani para jemaah haji.
Sabtu kemarin kami bawa mobil sendiri, dari pengalaman di Terminal 1 sih lebih ngirit bayar parkir daripada taksi. So, kendala pertama yang kami hadapi di Terminal 3 adalah parkirnya yang belum siap. Masuk masih pakai tiket manual ditulis tangan. Parkir inap pun baru berbentuk area terbuka. Well, tak apalah. Saya parkir di sebelah mobil yang… kalau ada yang mau mengusili, tak akan ada yang melirik Zebra ini. Sekitar 100 meter kami mesti berjalan dari area parkir inap ke pintu keberangkatan. Masih hanya melayani AirAsia, yang antri cukup banyak juga. Padahal jam 4.30 pagi!
Check in dilayani oleh belasan counter. LCD di atasnya semua menampilkan layar biru dan login Windows, doh! Ternyata Terminal 3 belum online! Kami semua hanya dapat secarik tiket kecil ditulis tangan untuk check in. Dan karena saking banyaknya calon penumpang, flight kami yang boarding pukul 5.15 jadi terlambat, tak sempat menikmati ruang tunggu yang jauh lebih nyaman daripada terminal lainnya karena langsung masuk ke… shuttle bis! Lho… mana pesawatnya?
Ternyata pesawat merah AirAsia tetap nongkrong di terminal 2! Jadi sekitar sepuluh menit kami melintasi appron Terminal 2, weh…weh… Ini oleh2 dari Terminal 3, saat kepulangan kami yang relatif lebih santai jadi bisa foto-foto… 😀
wih.. keren ya… lebih bersih, lebih modern.. sayang seperti kebiasaan bangsa kita, blom siap dah buru2 mo dipindahin dak koar-koar di media 😀 hehehehe
btw.. ke mana bro pake air asia? Bali?