God’s Help: Akhirnya Pake Matic

Akhirnya kesampean juga pake mobil matic. Ini bener-bener berkat Tuhan. Mau tahu kenapa?
1. Karena aku tidak teriak-teriak maksa Dia.
Aku memang pengin. Tapi aku juga tahu kemampuanku. Dia nggak akan kasih kalau merasa aku nggak mampu kan? Jadi beberapa kali keinginan punya mobil (yah, yang aku bawa dulu statusnya memang mobil kantor yang setiap saat bisa ditarik) muncul dan tenggelam. Tak pernah jadi obsesi juga. Didoakan? Er… jarang-jarang tuh karena ini bukan prioritas utama keluarga kami. Tapi akhirnya Dia kasih juga tuh. Mungkin karena prioritasku… Entah. Tuhan hampir selalu mengambil jalan yang “berbeda” meski tujuannya sama. Eh… gitu ya? :))
2. Karena Dia memberikan sesuai dengan waktuNya, bukan waktuku.
Kalau soal capek nyetir di Jakarta, semua orang juga capek. Aku 8 tahun pakai shift stick dan tanpa power steering. Waktu Papi Indrawan (papiku di CMN) ganti Innova, dia sempat berkata, “waktumu akan tiba nanti”, selalu terngiang di kepala saat pikiran pengin punya mobil muncul. membuat pikiranku tak terobsesi, membuat hatiku tak terbebani, membuat hidup menjadi lebih mudah. Kaki kiri capek ya tinggal diangkat dikit pas tidur. Tapi akhirnya Dia kasih juga, dan waktunya juga tiba-tiba. Aku pas nggak mikir sama sekali malah. Kakak sepupu yang jual-beli mobil di Jogja tiba-tiba telpon menawarkan mobil. Deu…
3. Karena Dia juga yang melancarkan segalanya.
Oh ini jelas sekali. Aku mana bisa sih beli sesuatu tanpa mikir 1000 kali. Sejak semangat naik setelah dapat tawaran sampai surut kembali memikirkan daftar kendala yang muncul untuk merealisasikannya. Huu… kalau dipaksa dengan kekuatan sendiri mungkin aku sudah gila. Tapi akhirnya Dia kasih jalan tuh. Semua dilancarkan dari proses pembayarannya, proses pengambilannya (euh, pengalaman pertama nyetir maticku: Salatiga – Jakarta, Mom sampe merinding), dan proses tambahannya setelah itu.
Lucu juga kalau memikirkannya. Tuhan itu ajaib…