Ranking

Sabtu lalu saya dan Yanty ambil rapor anak-anak. Pas ngantri, sempat dengar pembicaraan wali kelas ke salah satu ortu yang sedeng ambil rapor. Ngomong kalau anaknya di ranking 17 dari 29 meski semua nilai di atas standar nilai minimum a.k.a KKM. Haiks!!! lha Willi dapat berapa kalo gitu? Yang saya tahu Bahasa Inggris dia jeblok. Sambil menunggu mata saya terpaku di papan tulis yang melisting 10 ranking teratas. Kathy, teman Willi sekompleks sekelas sepermainan jadi juru kunci di nomor 10. Anaknya muales pol, tapi sering dapat nilai bagus kalo ulangan; mujur? berkat? kebetulan? Entah. Yang saya tahu Willi mesti belajar keras buat dapat nilai bagus.
Akhirnya giliran kami. Ehm… di belakang cuman satu orang, kalaupun nilai Willi ancur pun cuman malu sama dua orang saja. Eehh… ternyata ngunci di posisi 13! Hihihihi… Not bad! Ga ada nilai di bawah KKM. Bahasa Inggrisnya kebantu sama nilai PS dan PR. Well, kebangetan kalau PR masih ada yang salah. Proporsi kumulatif PR, kumulatif PS, UTS, dan UAS sama semua. Phew… 😀
Next semester, Willi les Inggris. Saya nggak bisa ngajarin dia soalnya Inggris saya hancur juga. Lha wong kepekan saya di Google Translate je. Buat pelajaran lain yang bernilai pas-pasan seperti Matematika cuman karena kurang teliti. Ampun dah. Keliatan, kalo ngerjain 20 soal aritmatika pasti yang salah di soal-soal terakhir. Ga konsen? Mungkin. Bosenan? Ehm… kayak bapaknya lah… wekekekeke… Kalau buat olah raga, saya bingung mau diapain lagi. Well, 3 pelajaran itu saja sih yang mesti diupgrade lagi. Lainnya tinggal dipertahankan. Hiii… lebih susah mempertahankan ya?
Saya pernah janjiin Willi: nilai 100 = Rp. 100.000 buat beli Lego. Well, saya ngirit kali ini.