Persuading Power

“Miss, Kakak kemarin abis sakit, jadi pe-er Kumonnya lima aja yah. Kalau dapat sepuluh Kakak bisa sakit lagi…”
Saya nggak tahu gimana cara Sisi ngomong ke gurunya di les Kumon. yang pasti, Willi pulang hanya dengan 5 set pekerjaan rumah. Ha! Jelas saja sampai rumah Yanty ngomel-ngomel. Ehm… saya hanya mengamati sambil berpikir, sebenarnya yang “nggak beres” tuh yang mana…

  • Sisi yang baru 5 tahun & jelas ga punya otoritas untuk mengatur jumlah pe-er kakaknya (hanya punya empati yang besaaar banget… hehehe)
  • “Miss” Kumon, yang biasanya memberikan 10 set pe-er buat Willi (yang tambah ngebut saja hitung-hitungannya)
  • Willi yang diem aja cuman dapat 5 instead of 10 (ah, sapa sih yang ga seneng kalo diringankan bebannya)
  • Yanty yang ngomel-ngomel ke anak-anak, jelas Yanty menuntut 10 seperti biasanya, she had to get what she pays… 😀
  • atau saya yang cuman mengamati dan berpikir?

Hari Sabtu lalu anak-anak pergi ke rumah Ama. Makan es krim, cookies, dan snack “koleksi” A Ie Nina. Minggu Willi radang tenggorokan, Senin flu berat. Selasa sore waktu saya dan Yanty pulang kantor disuguhi pemandangan unik: Willi tidur demam berselimut di sofa depan TV, sementara Sisi dengan sabarnya duduk di samping kakaknya. TV mati, jadi dia ya hanya “nungguin” kakaknya saja. Hehehe…