Quit or Close?

Entah bagaimana, saya masuk ke link ini. Artikel yang cukup panjang untuk membahas sejarah dan fungsi sebenarnya tombol silang di kanan atas (atau kiri atas) setiap jendela.
Jika anda ikut-ikutan membaca (semuanya, bukan hanya sambil lalu) dengan wawasan terbuka, akan mudah mencerna maksud penulis. Sama seperti berubahnya Ubuntu dari GNome ke Unity. SIlakan tanya Mbah Gugel soal maksud sebenarnya Mark memilih Unity sebagai default desktop environment di Ubuntu terakhir. Ini juga menjadi perdebatan seru kan? Padahal simpel, kalau tak suka dengan Unity, tetaplah dengan GNome wong masih ada di situ. Beberapa orang memutuskan untuk ekstrim pindah distro karena “takut” next Ubuntu akan men-drop GNome sepenuhnya. Lah… lari dari medan pertempuran? Kalau masih bisa pakai apt-get instal blablabla… kalau masih bisa ./configure; make; make install… pindah distro?
Saya ikut ngeh dengan apa yang ditulis salah satu member id-ubuntu, “software yang ngikut kemauan kita”, bukan sebaliknya… 😀

2 thoughts on “Quit or Close?”

  1. Memang, acapkali user itu terperangkap dalam upayanya menyandang ‘proficiency’ malah ikut tunduk dalam apa yang dimaui oleh s/w, ketimbang sebaliknya..
    Seneng udh bisa mampir kesini, tulisanmu terbaca jauh sampai ke Irak.. ya, irak yang masih meledak-ledak itu..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top