Dispose this… dispose that @ Nokia N97 Mini Service Manual

Beberapa minggu lalu saya sedang blogging di henpon saat shuttlecock Willi nyangkut di kanopi carport. Henpon saya kantongi, panjat dinding carport dan mencutik jatuh shuttlecocknya. Saya lalu melompat turun… dan henponnya mendarat dengan kerasnya di carport.
Well, itu memang bukan yang pertama kali. Ehm… yang pertama di lokasi yang sama, new year eve kemarin. Lalu beberapa kali lagi di tempat lain. Lucunya kejadian itu setelah henpon saya lepas dari shell tambahannya (pertama beli saya pasangi hardcase dari Capdase, tapi kaitnya patah setelah beberapa bulan dipakai).
Entah karena terakumulasi, jatuh kali ini bikin henpon saya byar pet. Casing sih sudah baret sana sini. Baterai juga terkelupas plastiknya di beberapa sisi. Sudah saya tutup dengan isolasi, tapi tetap saja byar pet. Menyebalkan, masuk kantong longgar pun mati. ‘Dilempar’ ke atas kasur pun mati. Setelah diperiksa, bodi ternyata bisa dipelintir! Dan tentu saja langsung mati. Wah mesti dibongkar nih.


Sekrupnya pakai Torx 4! Saya cuma punya nomor 5 sampai 7. Setelah menyerah cari-cari di Mitra 10 dan Ace, akhirnya nemu 1 set dari nomor 3 sampai 15 di toko kelontong. Gee…
Berbekal ‘Nokia N97 Mini Service Manual’ (terbitan Nokia Academy) yang saya dapatkan di Internet, saya mulai membongkarnya. Buka casing belakang, copot baterai, copot slot SIM card, lepas 4 sekrup dan buang. He??? Saya baca lagi dan memang instruksinya sekrup itu tidak boleh digunakan lagi. Saya scroll ke bawah lagi dan menemukan beberapa parts ‘harus dibuang’, cannot be re-used. Wow! Yang hebat lagi keypad pun termasuk yang ditandai ‘dispose’ dengan gambar keranjang sampah ‘Recycle Bin’ nya Windows. Hebat! Tapi setelah membongkarnya saya tahu alasannya. Sekrup sepertinya sengaja dibuat sempit pada bagian atasnya sehingga saya harus ‘menekan’ obeng agar ujungnya benar-benar masuk ke celah sekrup dengan bunyi ‘tik’ yang cukup mantap. Keypad dibuka dengan mencongkelnya lepas dari rangka, hanya ditempel pakai double tape! Saya harus buka dengan sangat hati-hati. Melengkung sedikit dan saya akan benar-benar kehilangan keypadnya.
Di bawah keypad saya menemukan 2 sekrup lagi. Setelah itu baru bisa membuka cangkangnya. Kali ini ‘Service Manual’ itu benar-benar membantu. Saya jadi tahu persis di bagian mana saya harus mencongkel terlebih dahulu. Untung kuku saya pas panjang. Kalau di manualnya disebut menggunakan prying tool seperti alat petik gitar.
Sukses terbuka saya dapat mengakses mainboard. Lepas satu-satu semua konektor, lalu saya bersihkan dengan lens blower, lalu saya pasang semuanya kembali, dengan tekanan sedikit lebih kuat pada setiap konektor. Selesai, hidupkan (nyala tentunya).
Sudah tak melintir lagi, sudah tak mati saat dibanting di atas kasur, dan besoknya saya bawa ke kantor di dalam kantong celana dan selamat sampai di kantor. Done.
MOS: kalau saya bawa ke Nokia Care, berapa parts yang harus saya bayar untuk reparasi tuh? Sekrup, keypad, kabel pita konektor ke antena,dan beberapa konektor lainnya. Euh… Itu kalau mereka mengikuti & lulus Nokia Academy. Kalau tidak? Hohoho…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top