Mukjizat, perlukah?

Pagi tadi saya sempat berteriak kepada Tuhan, “kasih mukjizat dong, datengin kiriman saya dan sembuhin flu ini…!” Hari ini saya ada gathering PeRI di Plaza Semanggi dan ada pe er menyelesaikan headlamp mobil yang masih terbuka menunggu kiriman part yang tak kunjung datang. Cuman beberapa detik kemudian saya berpikir, “perlukah saya dapat mukjizat seperti itu?” Ha…!
Bermain dengan logika, kalau Tuhan sembuhkan flu saya dan kiriman datang, saya PASTI akan membereskan headlamp mobil, dan kemungkinan besar akan terlambat ke Plaza Semanggi, atau tak berangkat sama sekali. Kalau Tuhan hanya sembuhkan flu saja tapi kiriman tak datang, saya mungkin akan balik flu lagi gara-gara stress mikinin paket yang tak kunjung datang. Kalau Tuhan hanya kirimkan paket dan tak sembuhkan flu saya, mana bisa saya membereskan headlamp atau berangkat ke Plaza Semanggi!
Tuhan memberi mukjizat biasanya untuk menolong umatNya yang benar-benar membutuhkan, atau untuk mengembalikan iman mereka (cmiiw). Saya? Bukan dalam posisi keduanya kali… hahaha… So I’m here at home, not sorrying for what not happened, and still can say grace… 😀