Migrate to Android

Setelah bertahan sekitar dua tahun dengan S60v5 akhirnya saya pindah juga ke Android. Ganti hardware tentunya karena Nokia N97 mini saya tak bisa di cook ke Android. Alasan ganti cukup simpel: sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari… hahaha…!
Di N97 itu saya install (original from Ovi Store) RAMBlow Pro (memory management), Best Blacklist (automatic call blocker), dan Best Profiles (automatic profile changer), semuanya jalan 24h, plus autocheck POP3 emails tiap jam. Dari 128MB RAM, available tinggal 30MB. Saat saya memutuskan mengaktifkan Whatsapp, disaster! Available memory tinggal 20MB, terkadang bisa drop sampai 7MB dan kalau sudah begitu si OS akan auto reboot. Menjengkelkan karena kadang OS tidak tahu waktu kapan saat yang tepat untuk reboot. Beberapa kali reboot saat saya sedang menerima telepon atau hendak menelepon. Parah! Saya sudah berusaha mematikan autocheck email dan automatic call blocker, dan RAMBlow saya jalankan manual tiap beberapa jam tapi tetap saja memori kurang. Parahnya, clients dan colleagues sudah mulai terbiasa menghubungi saya via Whatsapp jadi tak mungkin saya terminate. Dilematis.
Mau nggak mau harus mencari gadget yang cukup mumpuni. Pilihan jatuh ke Android OS yang harganya cukup murah untuk performa lumayan. Setelah set-up budget, baru hunting. Kendala awal adalah keyboard! Saya sudah terlalu suka dengan physical keyboardnya N97 mini sehingga saat dihadapkan dengan full keyboard di Android jadi gagap ngetik lagi. Coba sana sini akhirnya dapat kesimpulan: pilih Xperia series screen berapapun atau any other Android dengan screen minimal 4 inch! Entah kenapa mengetik di 3,5″ Xperia jauh lebih menyenangkan daripada mengetik di 3,7″ Android lainnya. Setelah cari-cari, akhirnya pilihan jatuh ke Samsung Galaxy Nexus 9250. masuk budget, layar 4,65″, dual core, dan RAM 1GB… ha! Here’s mine below… wearing SGP Neo Hybrid Yellow… 😀