“Papa, kalo misal hari ini Papa bisa root henpon Kakak, trus besok bisa nge-cheat gamenya dan…”
“Kakak tahu nge-root Android itu diapain?”
“Nggak”
“Nge-root henpon Android itu buat ganti OS di henpon android jadi bisa diapa-apain. Tahu yang namanya OS?”
“Nggak”
Whoops… gonna be long night explaining… Jadi tadi malam saya menjelaskan soal hardware henpon, menjelaskan apa itu sistim operasi, menjelaskan secara singkat apa itu nge-root Android, menjelaskan untung ruginya henpon yang sudah di rooted,…
“Garansi itu apa Pa?”, pertanyaan yang muncul setelah saya menjelaskan ruginya henpon di rooted.
…menjelaskan soal garansi, etc… etc…
Pembicaraan di atas muncul saat dia ingin henpon Andriodnya sama seperti punya saya (yang sudah unlocked & rooted). Dia ingin menghilangkan “stock apps” dari provider (Andromax U 4.5 LE) yang bejibun dan mengirimkan push messages yang sudah dirasa mengganggu, dia ingin bisa menginstall Game Killer, aplikasi (yang memerlukan rooted devices) untuk “mengakali” isi memori aplikasi lain, seperti “trainer app” di sebuah game untuk meng-enable “god mode”. Intinya sih itu saja, cuma Willi belum aware dengan risk yang (akan dan sedang) dihadapi oleh rooted device: belum tentu berhasil, bisa bricked, garansi hilang, ga dapat OTA update, etc… etc…
Pembicaraan kami diakhiri dengan, “Nanti kalau garansi henpon Kakak sudah habis atau Kakak sudah bisa beli henpon sendiri Papa ajarin caranya…” Ha…
Komentar