Setahun Bareng DJI Mavic Air

Ya belum setahun juga sih, cuman ada beberapa hal yang bisa dijadikan catatan.

Paket Combo dapat 3 baterai dan charging dock. Saya pikir bisa charge barengan ternyata gantian juga. Hanya memudahkan kita ga perlu cabut colok aja kalau mau charge sekaligus beberapa baterai.

Baterai yang disimpan fully charged, akan mulai turun isinya kalau disimpan tak terpakai lebih dari seminggu. Ternyata memang fitur dari baterai itu sendiri. Sesuai info dari DJI, baterai akan lebih awet kalau disimpan dengan kapasitas 1/3. So, plan well agar drone dan baterainya bisa awet sampai lama.

WiFi Mavic Air memang kurang kuat kalau dibandingkan dengan drone DJI lainnya. Teman yang awalnya punya Mavic Pro, lalu ganti dengan Mavic Air malah menyesal. Ada triknya sih, FCC Hack kata orang bilang. Mengakali firmware seakan drone beli di US, power WiFi jadi naik sedikit, tapi cukup signifikan. Yang tadinya distance 100 meter sudah lost signal, setelah FCC Hack sudah proof sampai distance setengah kilo juga masih tersambung lancar.

Gesture mode bisa jadi momen yang tepat buat show off, atau momen memalukan buat pilotnya, hehehe… Akan berasa mewah saat drone bisa melakukan perintah dengan gerakan tangan, mengikuti kemanapun pilot bergerak. Dan berasa memalukan juga saat dronenya membangkang. Kemarin saat di lapangan golf baru tahu kalau drone tidak bisa mendeteksi telapak tangan yang pakai sarung tangan. Mesti copot sarung tangan dulu.

Hati-hati dengan cuaca saat terbang, terutama di pegunungan. Pernah kejadian terbang hanya 50 meter, tiba-tiba drone tertutup kabut tebal. Sensor salah deteksi dipikir sudah dekat dengan tanah, memberikan perintah ke drone untuk landing. Untung sempat saya cancel. Teman juga pernah cerita kalau terbang rendah di atas air bisa mengalami kejadian yang sama.

Perhatikan juga posisi remote, apakah dekat dengan bahan yang menyerap sinyal seperti wiremesh. Walau sudah pakai FCC hack, saya pernah berdiri di depan kandang burung besar. Naik 15 meter langsung lost signal. Geser menjauh dari kandang burung, alls well.

Sama satu lagi yang terakhir, saat menandai RTH usahakan di tempat lapang, jangan di tempat yang sempit. Pengalaman saya drone pernah landing RTH di ujung atap kanopi, 5 senti lagi terjun bebas 3 meter. Pengalaman kedua saat terbang di pinggir kolam renang. Walau sudah lock ke banyak satelit, tetap saja RTH satu meter di kolam. Untung bisa ditangkap tangan, dan jari-jari saya masih utuh.

Next lanjut lagi kalau ada pengalaman tambahan lain.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top