2011.03.30
Saya kerja di sini sebenarnya sebagai salah satu dari beberapa pilihan yang tak banyak juga. Masuk ke sini pun bisa dibilang “tidak mudah”, baik buat saya maupun kantor ini. Walaupun saya dari dulu dah bilang, “treat me like ordinaries” tapi berasanya sih nggak. Entah disengaja (semoga tidak) atau memang kebetulan, posisi saya sekarang ini tadinya tak ada. Job list saya “mengambil” dari departemen lain. Yang jelas berbarengan dengan masuknya saya di sini terjadi juga perubahan struktur organisasi. Pusing.
Di sisi lain, dengan saya “cabut” dari kantor lama saya membuat ex-principal dan vendor lain aware dengan availabilitas saya. Makanya baru seminggu saya kerja di sini sudah dapat tawaran dari ex-principal, walau tidak secara langsung. Seminggu berikutnya vendor itu ngajak ketemuan. Berasa cocok, seminggu berikutnya langsung mengirimkan offering dan tak perlu waktu lama buat saya… kami (dan Yanty) tepatnya, untuk menerima tawaran itu. Yang jadi kendala adalah bagaimana cara resign dari sini.
Buat orang tak beretika cabut dari sini adalah masalah yang mudah. Ajukan surat pengunduran diri dan selesai (based on signed contract). Tapi itu bukan saya! Masuk baik-baik harusnya keluarnya pun baik-baik pula. Tadi malam saya kirim email resignation ke atasan. Yang saya tulis singkat saja: saya ga bisa maksimal di sini, ga bisa kasih maksimal buat kantor ini juga. Balasannya sudah saya perkirakan akan sulit.
Hari ini saya diajak ngobrol, katanya cuman 20 – 30 menit. Nyatanya sampai 1 jam lebih. Sharing beban politis kantor. Huaduh… Di kantor lama saya cabut gara-gara ini juga, kok di sini ada yang lebih serem lagi. Apakah di semua lini managerial bakal kena kayak gini?
Keinginan… bukan-bukan… kebutuhan saya simpel: pre-sales, project managing, & nggak nganggur. Paket itu hanya ada di sisi vendor. Now, money doesn’t talk much, more to friendship or egoism… Duh!
Update:
Saya perlu satu minggu penuh untuk mempertimbangkan semuanya. Saya juga sampai tanya ke orang tua dari sisi apapun. Ini benar-benar pengambilan keputusan yang berat. Kemarin saya mengirim balik surat terima pekerjaan baru. Hari ini saya meletakkan surat resign di atas meja atasan saya. Kalau ada yang memperhatikan, muka saya mungkin sudah merah padam…
Barusan menghadap lagi. Saya diminta sampai akhir Mei. Wow…
Komentar