Bisnis Membiakkan Uang

Gee… syerem judulnya. Tapi buat sebagian *besar* orang hal seperti itu sudah biasa. Apalagi sejak beberapa tahun lalu bukunya Kiyosaki soal 4 kuadran jenis manusia pencari duit dan betapa bahagianya bisa memiliki passive income meledak di Indonesia.
Sedangkan saya, ah, sama sekali tidak berbakat menjadi enterpreneur. Sebagian *sangat besar* orang lainnya memang seperti saya. Lebih memilih pendapatan mapan dengan profit seadanya dan rencana kedepan yang pendek. Untuk 5 tahun ke depan, yah, lihat saja nanti. Jadi, kuadran keempat Kiyosaki itu hanya bisa dicapai oleh segelintir *besar* manusia saja di Indonesia. Mungkin??? Apa iya???
Dua tahun lalu saat Willi belum lahir saya benar-benar tertarik dengan reksadana. Tapi karena produk finansial tersebut tidak dijamin pemerintah, A Eng tidak setuju. Masih lebih memilih deposito dengan interest 6,5%pa. Belum kena pajak ini itu. Yah, namanya duit nganggur, kepakenya nanti kalau Willi mau sekolah, dan kepepet nggak ada duit di bawah bantal. Akhirnya ngejogrog di deposito bertahun-tahun *grin, kayaknya lama aja, padahal cuma beberapa tahun*. Akhirnya ide danareksa masuk account Microsoft Money kami terkubur…
Sampai dua minggu lalu, edisi khusus Kontan membahas reksadana, dan A Eng yang beli, dan dia kasihkan ke saya dengan harapan saya lebih mengerti banyak soal risiko dan untung-ruginya. Ah, benar-benar bacaan berat. Liburan Imlek dan 1 Muharam kemarin saya habiskan untuk menelaah belasan artikel di majalah itu. Capek memang, tapi akhirnya A Eng setuju kami memindahkan sebagian (50% ding!) deposito ke dalam reksadana. Gee…
Proses pembukaan rekening dua hari, kita lihat saja apakah kami puas atau kami tutup tahun depan. Oh ya, saya invest di BPAM. Bukan promosi, pilih itu karena modal minimumnya bisa kecil, produknya termasuk yang direview di Kontan, dan bertetangga dengan kantor saya.