Momentum Camp 2002 – Start

Saatnya menabur dan menuai bersama, itu tema Momentum Camp
tahun ini. Didasarkan dari Mazmur 126, kami semua bersatu hati untuk bersiap
untuk jiwa-jiwa.

Aku memulainya sendiri dari satu hari sebelum keberangkatan. Pulang dari Sekretariat
gereja pukul 12 malam (kalau tidak salah, sudah lupa). Aku pikir pagi hari bangun
pagi dan bisa menata barang-barang bawaanku. Tidak perlu malam itu, badanku
sudah capai sekali. Saat itu mandi dan langsung tidur.

Paginya aku bangun, dan aget setengah mati, jam 6.30! Padahal pendaftaran ulang
akan dimulai jam 7. Terburu-buru aku menyambar pakaian dari jemuran dan perlengkapan
yang aku ingat, jejalkan di tas, dan langsung berangkat. Belum mandi, belum
saat teduh… Sampai di gereja sudah ada beberapa peserta yang datang.

Aku langsung mencari meja-meja untuk tempat pendaftaran ulang. Aku angkat sendiri
dari lantai 4 dan 3 ke bawah. Lift mati lagi. Panitia lainnya belum terlihat.
Akhirnya setelah kalang kabut beberapa menit aku bisa bersantai setelah teman-teman
lainnya datang. Aku hanya men-supervisi mereka. Total panitia yang berjaga untuk
pendaftaran ulang ‘hanya’ empat orang, untuk peserta sekitar 400 orang. Ramai,
tapi teratur. Panitia lainnya sudah berangkat sebagai ‘advance team’ sehari
sebelumnya. Semestinya sih kami berlima, tetapi malam sebelum keberangkatan
ibunya sakit keras, sehingga dia harus pulang, naik pesawat ke luar pulau Jawa.

Sekitar jam 10 (atau jam 11 ya?) bis berangkat. Heh… aku berpikir ini baru
‘kloter’ pagi. Nanti sore jam 6 akan ada pemberangkatan sore lagi, dan akan
lebih banyak dari sesi pagi ini. Jam 12 aku sempatkan untuk mandi di sekretariat
gereja.

Menunggu sampai pendaftaran ulang sore di sekretariat sungguh membuat hati
dan pikiran gundah. Bukan karena pekerjaan kita, tapi telepon berdering terus,
bermacam permintaan datang dari tim advance. Dari yang minta dibawakan kabel
proyektor sampai mnta dibelikan sambal dan mentega untuk bakar jagung. Tidak
ketinggalan pula masalah akomodasi di lokasi sepertinya bermasalah. Sepertinya
mereka di sana sudah dalam tingkat emosi yang tinggi. Kami di sini hanya bisa
membayangkan saja. Aku sempat ditelpon pemimpin yang sudah berangkat di sana,
complain soal kesiapanku di lokasi. Tapi semuanya sudah diatur demikian. Saat
itu aku tidak bisa menolong banyak. Hanya hatiku agak sedikit khawatir. Aku
tahu Tuhan sedang bekerja dengan aku…

Pendaftaran ulang sore relatif lebih teratur, walaupun jumlah pendaftar lebih
banyak. Kami berangkat tepat waktu, pukul 19.20….