Two Red Bullets

Sore ini saya masuk tol lewat Jl. Benyamin Sueb. Wha… unusual… biasanya antrian 4 lajur berdesakan, kali ini lengang sekali. Setelah melalui gerbang tol, menyalip kijang yang berjalan seperti kura-kura, saya mencoba masuk ke jalur kanan.

Dua detik sebelum membelokkan kemudi, ada kilatan lampu di kaca spion saya, melaju kencang mendekat, dan wuss… Honda Jazz merah melewati saya, ditempel oleh VW Polo, merah juga. Hmm… drafting… pemandangan yang menarik. Kedua compact car itu saling menyusul sampai satu kilometer kedepan, lalu dihadang beberapa truk dan kijang yang (lagi-lagi) berjalan seperti kura-kura, memberi saya kesempatan untuk menyusul.
Berikutnya, truk-truk dan kijang itu terlewati. Mobil-mobil merah itu mulai melesat lagi sementara saya tetap membuntuti… 80… 100… 120… 135… tik… akhir dari tailing saya. Dari jarak beberapa ratus meter di depan saya melihat akhirnya mereka berpisah, Jazz tetap melaju ke arah bandara sementara VW Polo melambatkan lajunya dan berbelok ke kiri arah Grogol. Sempat melihat tiga pria tertawa ceria didalamnya.
Saya menyiapkan uang pas untuk gerbang Sedyatmo, tanpa saya sadari Jazz merah itu antri di sebelah saya. Saat jendelanya perlahan turun, whoa…! cewek…! Ber-tank top merah ‘dan rambut panjangnya dikuncir dua… ???!!! Cakep juga… he… he… Sendirian dengan uang pecahan besar membuatnya tertahan, dan saya yang sudah meluncur tak lagi memperhatikannya.
Yanty hanya melirik saat saya bercerita…