Mindset saya masih seperti itu. Mungkin makanya saya belum boleh jadi enterpreneur, yang mengejar segala sesuatu kapanpun (cmiiw).
Seperti Desember ini, sayapun mengharapkan hal serupa terjadi di kehidupan saya, tapi nyatanya kali ini tidak. Setumpuk pikiran mulai berasap di otak saya, membuat pengap dan gelap. Dari bara pekerjaan yang belum selesai, dari arang panas status karir saya (yang akhir-akhir ini dikipasi lagi sama tangan-tangan yang katanya tidak sengaja), dari… ah, kalau saya berpikir untuk menuliskan di sini hanya akan membuat kepala saya tambah berasap pengap dan gelap.
Desember ini relatif lumayan panjang. Natal dan tahun baru jatuh di hari Minggu. Dan seharusnya saya juga merasa lebih nyaman karena jam kerja masih banyak (12 hari doang!!!). Seperti work plan Q1-2006 yang saya usulkan ke direksi (gee… kalau cuman satu namanya tetap direksi?), sepertinya saya berkejar-kejaran dengan waktu. Menyelesaikan proyek, menyelesaikan produk versi satu, dan menyelesaikan proyek internal: regenerasi. Doh..!!! Ada kipas angin di kepala saya, menghilangkan asap pengap tapi juga memanaskan bara apinya.
Situasi seperti ini lebih enak di rumah saja. Lebih tenang berpikir. Sama seperti dua hari lalu saat menyusun work plan. Dua hari di kantor hanya dapat chatting curhat dan browsing nggak nggenah. Semalam di rumah sambil nemenin Willi bobo malah selesai. Pikiran saya memang harus tenang dulu.
Saya sedang pakai earphone mendengarkan Michelle Branch kenceng-kenceng, biar nggak bete ngeliatin “tetangga” saya packing…
Komentar