“Muter yuk” ajak Yanty sore tadi saat saya ikut ke luar rumah hendak menemaninya menyiram tanaman di pekarangan depan. Well, anak-anak sedang makan malam dengan para pengasuhnya, tak mengapa ditinggal sebentar. Menit selanjutnya kami sudah berjalan-jalan mengitari kompleks, menyusuri jalan ber paving blocks sambil melihat rumah-rumah tetangga, plus berkomentar tentunya. melihat rumah-rumah tertata rapi, kadang diberi kesempatan untuk mengintip dalamnya. Ada yang rapi jali bikin iri, ada juga yang tumpang tindih persis seperti isi truk box extrusi. Kami berdua berakhir di lapangan basket, duduk di bangku sambil melihat bulan cap go meh yang super bulat perlahan mendaki langit yang tumben cerah malam itu.
Beberapa saat terdiam, lalu entah bagaimana Yanty nyeletuk, “Say, keluarga kita ini sudah bisa dibilang settle nggak ya?”
“Kenapa? Tumben tanya. Habis lihat rumah-rumah tetangga tadi ya?…” dan pembicaraan berlanjut.
Tujuan keluarga saya ini sepertinya sudah jelas: berusaha untuk tetap bertahan hidup, memberikan yang terbaik buat anak-anak, dan memasuki masa senior dengan hati lapang dan tenang. Serta nilai tambah jika bisa meningkatkan kesejahteraan dengan beberapa tambahan kebutuhan sekunder dan tersier. Nah, dengan tujuan terukur, rencana-rencana kami pun bisa disusun dengan jelas. Kondisi keuangan bisa diperhitungkan dan diperkirakan sampai beberapa tahun ke depan. Cashflow tiap bulan sangat ketat tapi tetap berjalan dengan rapi meski terkadang plus minus juga.
Itu tadi efek baiknya, efek buruknya jelas ada. Dengan bisa melihat prospek masa depan, saya jadi rada gamang juga. Hehehehe… Selalu berkelebat bermacam pikiran untuk memperbaiki diri, agar lebih tenang. Pengin punya usaha sendiri, pengin punya investasi yang baik, pengin punya… Jazz dan Atom Exec… Hahahahaha…!!!
Balik lagi ke pertanyaan Yanty tadi, saya jawab dengan pasti, “Yes, saat ini bisa dibilang kita sudah settle“.
Komentar