Sejak hujan lebat di Jakarta, plus beberapa hari lalu mobil diguyur hujan super deras plus angin di raised toll road Kapuk – Kamal, mobil rasanya berjalan pincang. Hari Jumat Saya bongkar delko di parkiran kantor. Kering. Pulangnya lancar. Sabtu pagi lancar juga. Saya pikir beres. Lalu jam 10 berangkat ke JEC untuk beli Ortopad nya Sisi dan rencana mo makan di Hanamasa, dapat voucher, makan gratis, sekali-kali melupakan diet, ga apa-apa kan. Tapi ceritanya jadi lain.
Setelah berjibaku salah milih jalan di Kota (mo Imlek, banyak orang belanja), akhirnya sampe di JEC jam 2. Waktu balik mengarah ke Hanamasa Gajah Mada, di Jl Cokroaminoto mobil mbrebet, meledak di knalpot (kenceng juga lho) dan langsung ngadat nggak mau di start. Duh! Kenapa Saya tidak membawanya ke bengkel pagi tadi! Padahal hari Jumat sudah telpon mekaniknya. Akhirnya saya telpon dia lagi.
Setelah cerita symtomnya, mekanik bilang itu pasti jalur distribusi listrik ke busi. Euh… masak saya salah pasang delko. Buka tutup mesin. Kencangin colokan delko, kencengin colokan busi, start lagi, tetep nggak mau nyala. Eh, Yanty bilang ada percikan listrik! Saya tak tahu benda apa itu. Informasi itu saya sampaikan ke mekanik dan untung dia langsung paham: Koilnya ada yang bocor! He… koil kok bocor. Untung saya yang gantian cepet paham. Dia bilang kebocoran bisa ditutup sementara pakai lakban atau isolasi. Deu… mana ada! Pasrah, saya bilang ‘tunggu jemputan dari bengkel saja’. “Sekitar 1 jam ya”… wek! Dia juga mengusulkan untuk telpon ke ERA (Daihatsu punya, Emergency Road Assistance) di 021 65310000. 500 ribu untuk derek gendong! Duh! ERA gratis hanya untuk mobil dengan umur 3 tahun atau kurang. Akhirnya daripada tidak berbuat apa-apa Saya ‘ngolong’ lagi. Mencoba mencari apa yang ‘bocor’ di koilnya. Setelah tangan belepotan oli (koil Zebra ditaruh di dekat tuas kopling) Saya mendapatkan kalau ada lapisan plastik di badan koil yang mengelupas. Saya lalu minta Yanty menstarter mesin agar saya bisa memastikan. Dan betul! Percikan listrik keluar dari situ. Hm…
Cuman ada kantong plastik. Saya coba membebatnya dengan itu. kalau ini juga nggak bisa, ya terpaksa nyari toko buku atau apalah yang jual lakban. setelah kelar, saya coba, dan sukses! Mesin mau menyala meski sesekali terdengar bunyi ‘crack’ di koil. Tak berani jalan lebih dari 2000RPM untuk meminimalisasi percikan listrik Saya jalankan pelan-pelan ke Astrido Daan Mogot. 15 menit rasanya berjam-jam! Sampe dah. Mesti di opname, stok koil tak ada. Akhirnya kami keluar bengkel naik TiJe. Yanty bilang, “Tetep jadi yuk”. Eh, kenapa tidak! Akhirnya kami naik TiJe ke Roxy Square dan menenangkan diri di Hanamasa. Hehehehe…
Komentar