My Thoughts

Minyak Tanah Versus Gas Bagi PKL

Saya punya langganan tukang nasi goreng di depan kompleks. Sampai sekarang dia masih pakai minyak tanah untuk memasak di gerobaknya. “Kenapa nggak ganti gas?” tanya saya suatu malam. Alasan dia terlalu dangkal, “Males ganti”. Ampun! Padahal dia sendiri yang cerita ke saya kalau teman-temannya yang sudah ganti ke gas jadi...

Mencari Jati Diri

Baca berita ini, saya tak berharap banyak dari SAS Indonesia…, eh PT. SAS Institute. Tak menyombongkan diri, 12 tahun yang lalu, boss saya yang membawa SAS ke Indonesia dan menjadi “the founder” SAS Indonesia. Waktu berlalu, SAS mencoba melupakan akarnya, termasuk membuat kebijakan yang memakan pagarnya sendiri. Itulah bisnis… Dengan...

65% Visual Spatial

65% visual/spatial saya memberikan dampak yang menyenangkan saat membaca buku, terutama buku yang memberikan deskripsi lingkungan yang detil dan jelas, seperti yang sering saya temukan di buku-buku Tom Clancy’s, J.K. Rowling, dan terakhir ini Dan Brown. Untuk sebagian orang, mungkin deskripsi detil itu membosankan, tapi tidak bagi otak saya. Membaca...

Leaving The Comfort Zone in 34?

Memang tidak mudah, namanya saja comfort zone. Tapi seringkali perubahan itu memerlukan pengorbanan. Ada yang mengorbankan (baca: menjual) Honda Astrea Prima nya untuk migrasi ke “tanah terjanji” OZ. Ada yang mengorbankan sahabat-sahabat dekatnya untuk mendulang SGD, sendirian, tanpa teman. Saya? 10 tahun di Jakarta dengan segala tetek bengeknya tak sadar...

Food Processing

Saya sedikit tertegun saat makan siang barusan. Euh, apakah semua kegiatan saya seperti itu? mengupas semua kulit udang baru memakannya membuka kulit kuaci, mengumpulkannya dulu kemudian memakannya sekaligus banyak menumpuk pekerjaan, lalu mengebutnya dalam sekali waktu … Semoga saja tidak. Saya jarang menumpuk pekerjaan, kuaci saya makan satu-satu, udang… sepertinya...

Canon vs Nikon = End User Satisfaction

Baru saja kemarin saya menulis tentang Canon EOS 450D, Nikon meluncurkan pesaingnya: D60. Hehehe… saya tidak akan membandingkan antara keduanya, itu tugas reviewer. Cuman untuk sebagian orang, kompetisi kedua vendor ini menguntungkan pengguna baru: lebih banyak pilihan, tanpa menghilangkan konsekuensi sebaliknya: lebih bikin bingung. Hee… seperti teman baru saya yang...

EOS 450D? Ouch!

Kayaknya jajaran entry-dslr nya Canon berkembang dengan cepat saja. EOS 350D ku yang merupakan generasi ke-2 (setelah EOS 300D) tergantikan dengan 400D hanya setahun. Eh, hari ini mereka mengumumkan peluncuran 450D. Baca reviewnya kok fiturnya hebat juga yah: Live View LCD, sayang belum swivel. Nilai minusnya? Storagenya pakai SD! Huu…!!!...