Listrik mati sore hari

Ay… ay… Diniatin pulang awal mau pasang pagar balkon, eh, baru ngebor 2 dari 104 lubang, listrik mati. Duh! Emang paling nggak enak kalo nggak ada listrik waktu sore begini. Rasanya suram banget, ditambah suara adzan sayup-sayup bersahutan di kejauhan menambah suasana jadi… hem. * met buka puasa… * Saya...

Two Red Bullets

Sore ini saya masuk tol lewat Jl. Benyamin Sueb. Wha… unusual… biasanya antrian 4 lajur berdesakan, kali ini lengang sekali. Setelah melalui gerbang tol, menyalip kijang yang berjalan seperti kura-kura, saya mencoba masuk ke jalur kanan. Dua detik sebelum membelokkan kemudi, ada kilatan lampu di kaca spion saya, melaju kencang...

Menunggu…

Rasa ini muncul lagi. Excite, nervous, nyampur jadi satu. Dulu hanya berdua, sekarang kami membagi rasa itu ke Willi juga. …De’… kapan mau lahir…?

Antri Bensin #2

Fenomena ini sungguh unik. Orang pada antri bensin lama-lama dengan mesin & AC menyala (habis bensin 2-5 liter). Antriannya meluber sampai ke jalan, menghalangi ratusan mobil (habis bensin 200-500 liter). Eh, sampai depan box pompa hanya mengisi 60 liter. Hem… di negara ini kepentingan pribadi memang diutamakan.

Komsel…?

Besok waktunya komsel. Euh, rada ribet ngatur jalannya. Aku dari Sudirman mesti nyari meeting point sama Yanty yang dari kota. Susahnya, Yanty lagi hamil 8 bulan, dan sudah 2 tahun nggak pernah naik angkutan umum dari kota ke Grogol. The easiest way? Aku jemput ke kota. He… he…

Pemungut Debu

Pernah memperhatikan tukang sapu jalanan? Di beberapa ruas jalan mereka bekerja dengan sapu, sekop kecil, dan karung. Sampah yang sudah dikumpulkan, dimasukkan ke dalam karung, termasuk tumpukan debu tipis yang tersisa. Malah terkadang, nenurut saya, terlalu ekstrim karena dikumpulkan dengan jari tangan. Hem, sebegitu bersihnya Jakarta ini? Saya pikir tidak....