Anyone can God use to bless someone

Ban mobil bekas di rumah kami benar-benar mengganggu. Dulu kami kira bisa digunakan
untuk sesuatu, tapi ternyata tidak muncul ide satupun. Ah, paling hanya bisa
dijual ke tukang loak, atau diberikan ke seseorang. Ah, akhirnya kami sepakat
untuk memberikannya saja ke tukang tambal ban langganan di dekat rumah (langganan
bukan berarti ban motorku jelek!…).

Pukul 3 sore itu, Minggu 17 Juni, aku dan Yanty baru saja pulang dari mengantar
mama Yanty ke mal Taman Anggrek. Biasa, jalan-jalan, melelahkan. Di perjalanan
pulang, timbul kemalasan untuk berangkat ke gereja. Yanty bilang mau pulang
saja dan tidur. Ampun! Untuk yang satu ini aku biasanya menyerah. Dulu pernah
kejadian serupa dan timbul pertengkaran (sudah dibereskan tentunya). Sebelum
mengantar Yanty pulang, kami mampir ke tukang tambal ban, dan percakapan yang
terjadi akan selalu diingat Yanty;

"Mas, mau nggak saya kasih ban mobil bekas?"
"Wah, gimana ya, saya nggak punya uang tuh"
"Lho, nggak gitu. Saya mo kasih ban bekas buat Mas"
"Oh, kalau gitu boleh deh. Kalo mau dijual saya
nggak punya uang"
. Dia tersenyum. "Ban
mobil Feroza itu kan?"

"Iya. Bisa nggak diambil sekarang?"
"Wah, besok saja deh. Saya sudah mau tutup, mau
ke gereja…"

Di sisa perjalanan Yanty berkata, "He,… Mas-nya aja mau ke gereja. Masak
A Eng nggak. Uuu…". Di depan aku hanya tersenyum saja . Akhirnya kita
berangkat ke gereja, dan sesuatu yang hebat terjadi di sana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top