Willi’s Fun Day

Hari ini kelihatannya sangat menyenangkan buat Willi. Jam 9 pagi bareng Yanty berangkat ke Haga Perniagaan, naik ‘ompreng’. OK banget! Nggak rewel meskipun ini pengalamannya pertama naik kendaraan umum. Sangat membantu, kalau belum bisa dibilang pengertian, dengan mamanya yang cukup repot membawa tas perlengkapan Willi, sekantong besar bagelen, dan dagangan Oriflame.
Sampai di kantor, dikerubutin anak-anak admin. Ribut sekali ‘cubitin’ dan cium si kecil. Sampe Willi sendiri nggak tahan, mewek nangis saking hebohnya temen-temen kantor Yanty. Diselamatkan mamanya ke bagian legal yang sedikit lebih moderat, kekekekeke… sama aja. Tapi paling tidak Willi sudah bisa menikmati suasana kantor yang aktif (telepon berdering di sanan sini, printer sibuk kanan kiri. orang lalu lalang). Willi juga ikutan aktif nggeratak sana-sini. Selesai Yanty delivery dagangan, berangkatlah ke halte TransJakarta Beos naik… bajaj…!!! Gee… sudah lama kita ingin menaikkan Willi ke dalam bajaj. Soalnya dia selalu menunjuk-nunjuk setiap lihat bajaj di jalan. Hui… untung ni bajaj suaranya nggak begitu heboh. Rada pelan dikiiiitttt. Sampai halte Beos, antri, beli tiket (cuma satu, Willi sepertinya tidak dihitung), duduk (ambil dua seat, gee…), dan berangkatlah ke Sudirman, jemput Papa!
Jam setengah dua belas sampailah di Plaza DM lantai 25. Cuma satu komentar anak-anak, “gede… ndut…” Karena di ruangan Ganesha hanya dikerubuti 5 orang, Willi nggak sampe trauma. Setelah minum, mulailah menggeratak juga kesana kemari, pencetin tuts keyboard, ngelongok CPU yang lagi dibongkar, mainin mobil VW-nya Deasy. Sebentar, lalu kita berdelapan, seperti biasa kalau hari Jumat, ke Mal Ambasador… makan!
Aku, Yanty, dan Deasy duduk di belakang. Tris ama Renny di kursi tengah. Sementara Johny pegang setir, Willi dipangku sama Mikey di depan. Gee… kayaknya lengket tuh. Dari parkiran sampe food court digendong Mikey. Yah, pokoknya aku dah ngingetin kalo Willi berat, 15 kilo. Eh, food court penuh, mesti turun ke A&W bawah. Mikey akhirnya tersadar kalo Willi benar-benar berat. Kekekeke… Turunlah ke lantai 1 jalan kaki. Makan satu ayam, satu nasi, sedikit root beer, dan ditutup sedikit Sundaes. Perhatiin nggak, kecepatan makannya sama dengan Tris yang sedang mencoba menghabiskan waffle, hihihi…!!! Habis itu jalan-jalan sebentar, beli ransum buat nanti malam ke Cirebon, dan balik ke Plaza DM. Kali ini Willi di depan bareng Renny. Becanda bentar, dan… hmm… hmm… sepertinya lebih enak daripada Mikey, tidur!
Di drop di lobby, aku gendong ke atas. Eh, bangun! Saatnya minum susu! Habis dalam beberapa menit, sampe yang lain terkaget-kaget. Ngerecokin Johny dan Renny sebentar, lalu kita pamitan pulang. Eh, digandeng Renny ke ruang Babe, pamer. Hehehehe… “Ayo salam”, dan Willi mengulurkan tangannya bersalaman. Saking gemesnya kali, Pak Har mencoba menggendong Willi… eh, bukan… diberdirikan di atas meja kerjanya! Gosh! Bawahnya kan kaca! Untung Willi cuman mesam-mesem aja. Barang di atas meja Pak Har cukup banyak yang menarik perhatian. Pembuka amplop ’emas’ berbentuk pedang, kotak kartu nama perak, dan beberapa kotank kecil lainnya (nggak tahu isinya apa) yang membuat rasa eksplorasi Willi muncul lagi. Coba pegang ‘pedang emas’, untung segera disingkirkan. Turun dari meja malah dikasih kotak kartu nama. Hehehe… kalo di rumah sih nggak pernah tergantikan. “Kembalikan kotaknya Sayang…” saat kita benar-benar mau pulang. Dan kota itu diserahkan kembali ke Babe. Komentarnya, “Eh, sudah bisa ya”? Gee… kita sendiri malah bingung mau jawab apa. Sempat menjadi perhatian beberapa staff saat Willi berlarian ke arah pintu, tapi nyasar.
What a day. He really make us proud…