Adiknya Willi

“Bisa kelihatan nggak Dok…” tanyaku. Pak Henry Sondakh masih terdiam sambil bermain-main lagi dengan USGnya. Aku nggak sempat memperhatikan A Eng karena mataku terpaku pada layar hitam putih yang sedang siaran “live”.
“Yang pertama cowok ya?”
“Iya”. Terdiam sebentar lalu berkata, “Kemungkinan perempuan”. Gasp… sepertinya mukaku menjadi lebih merah dari bisanya.
Selesai periksa, selagi Pak Henry menuliskan resep, A Eng nyeletuk, “Dok, benernya lahirnya kapan sih?”
“Mmm Oktober”. Lalu dia membalik catatannya dan menambahkan, “Sembilan belas”. Whoaa… pede sekali…!
Sepulangnya dari Hermina, kita mampir ke HHB, makan malam. Sambil tak hentinya membicarakan kejadian tadi. Benernya sih Allah kasih cowok atau cewek sama aja. Cuman namanya juga manusia, masih punya rasa “pengin”.