2 Jam di Glodok

Sudah lama saya tidak bermain-main di daerah ini lagi. Sabtu lalu, dengan bebasnya saya berjalan sendiri. Yanty tertahan di kantornya karena ada acara “kerja bakti”. Hem, salah satu acara yang menghambur-hamburkan uang dan waktu. Well, paling tidak saya punya waktu beberapa jam sendirian menjelajah daerah ini, tempat kongkow waktu pertama kali ke Jakarta (norak nggak sih).
Dari Jl. Perniagaan Timur, saya melangkahkan kaki ke arah Pintu Kecil II. Hem, disambut dengan toko mainan spesialis die cast model! Hui… harganya bikin ngiler. Toko tanpa nama itu mudah dicari karena hanya satu-satunya toko mentereng di gang itu dengan rak display Maisto dan…. satu lagi entah apa. Setelah mampir di situ sebentar saja (takut nanti malah boros ingin beli) saya kemudian melanjutkan “traveling” kecil saya ke arah Asemka.
Panas! Jam 10.30 hari itu benar-benar terik menyengat. Tadinya saya hendak berkeliling di toko-toko mainan di situ, tapi entah, mungkin karena saking panasnya, kaki saya cepat melangkah terus ke arah Glodok. Naik dari Plaza Pancoran (? CMIIW), lalu ke jembatan penghubung ke Orion Plaza. Di atas jembatan itu memang “sarangnya” pecinta PS. Dari jualan sampai servis dan aksesoris lengkap. Ehem, ada bumbu tambahan, sekarang hampir semua toko menjual pula digital player mp3 or mp4 (movie clips). Entah harganya berapa saya tidak tanya.
Turun ke Orion Plaza, jadi teringat akan kulkas dan AC saya. Dulu belinya di daerah ini. Muter-muter dengan Yanty sampai nemu yang benar-benar paling murah. Hehehe… masa lalu yang tak terlupakan. Cukup sudah, saya masuk ke dalam. Melihat masih banyak juga yang berjualan video cam. Bahkan JVC GR-DVX400 saya yang saya pikir sudah obsolete, di situ masih ada yang kinclong dipajang di etalase. Wah… wah…
Tembus sampai belakang, bedeng grosir CD bajakan (yang anehnya tak pernah kena razia) saya lewati saja, langsung ke Glodok Plaza yang terletak di belakang. Tapi, eh, gedung “lama” ini menarik ingatan saya kembali. Lokasinya diantara bedeng CD dan Glodok Plaza, tempat saya sering sekali beli sparepart komputer. Masih teringat betapa dulu saya naik turun gedung yang tidak besar ini untuk mendapatkan CDROM cepat & murah untuk menonton VCD di kamar kost. Hem… Tanpa ragu saya belok ke situ. Ternyata di dalam tak semeriah dulu sebelum terbakar, meski banyak pula toko peralatan komputer. Coba lihat-lihat, he…. harga yang ditawarkan memang benar-benar miring. Bayangkan, multi card reader yang di tempat lain dijual 75 ribuan tak bisa ditawar lagi, di sini hanya dijual 40 ribu. CF card Kingston Elite Pro 1 GByte dijual hanya 250 ribu. Dengan harga yang sama, disebelahnya ditawarkan flashdisk Kingston 2GByte! Hem… Di situ saya hanya tertarik card readernya saja, untuk melengkapi peralatan di dalam tas kamera. Beli satu lalu “ngabur”, takut merogoh kocek lebih dalam untuk sesuatu yang tak diperlukan saat ini.
Di Glodok Plasa saya cuci mata dan mengeringkan keringat juga. Berlama-lama di depan Kotaraya, melihat high-end gadgets bertebaran di display kacanya. Yummie sekali, sayang Kotaraya juga terkenal dengan harga mahalnya.
Tak terasa sudah setengah 12. Saya mesti mengakhiri “traveling” saya. Semoga saya masih diberi kesempatan ke tempat ini lagi, dengan kantong tebal siap dibelanjakan tentunya… 😀