Setelah satu minggu penuh Eyang, Auntie, & sepupunya di Jakarta, Willi mengantar kepulangan mereka dengan air mata. Deu… anak saya sudah besar. Sejak pagi tadi mewek & merengek terus ingat eyangnya, terkadang tangisnya meledak. Saya masih amatir dalam hal beginian. Disetelin film kesayanganpun tak mempan. Akhirnya, saat tidur siang saya berkata, “…mimpilah ketemu Eyang…” cukup menghiburnya.
Hm… Yanty sempat nyeletuk, “Willi persis Papa, melankolis”. Aih, benarkah?
Komentar