Jadi Pemulung

Apa salahnya? Pekerjaannya pasti halal, tak melanggar satupun aturan. Yang bikin keki Pemda mungkin kegiatan mereka selepas memulung: berteduh (lama-lama bikin rumah) di bawah kolong tol, ngemis kalo malam, etc.
Nah, saya tak mau bahas itu. Saya mau cerita tentang saya yang jadi pemulung. Gee… Dua hari lalu saya ditawari notebook bekas (Dell Latitude D600) seharga 200SGD! Satu koma dua juta dapat Centrino 1.6GHz, 80GB HDD, 1GB DDR. Langsung jawab, “Mauuu…!!!” meskipun barang terjadualkan diterima bulan Desember.
Kemarin, saya pun memulung mesin fax rusak milik kantor. Boss bilang, “Ambil aja, gratis kok”. Saya bawa pulang, berkutat 2 jam dengan multitester, colok dan nyalakan, viola! it works again! Kok bisa? Entah, mungkin karena sudah lama tak terpakai, komponen yang kepanasan sudah menjadi dingin kembali. Memang untuk dinyalakan 24 jam saya mesti mengganti beberapa komponen power supplynya. Tapi untuk menerima fax dua atau tiga lembar kemudian dimatikan lagi ya tak masalah. Well, sekarang sudah nongkrong dengan rapinya di atas CPu saya.
Balik lagi ke pemulung, eh, upgrade sedikit: pedagang barang bekas, Sabtu depan saya akan mencoba menjual beberapa barang tak terpakai di rumah. Ada satu pasang speaker salon, bor listrik (rusak), dan aki mobil. Paling saya jejer saja di carport dengan tulisan “Dijual” Sebelum itu saya mau menawarkan di sini, ada yang berminat?

1 thought on “Jadi Pemulung”

  1. Laptopnya siapa mas?koq baru desember?
    btw ide bagus tuh gelar depan rumah, disini kalo garage sale, pasti laku keras. tp inget, banting harga :p

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top