Jadi Tukang Ojek

Sejak mbak kami cabut dan belum ada gantinya, Saya kedapatan tugas antar jemput anak-anak dari sekolah dan les. Saya pun masih berangkat kerja pagi dan sore harinya balik lagi ke kota untuk menjemput Yanty.
Cape? Ampun-ampunan! Kalau biasanya dalam sehari saya menempuh jarak 50km, sekarang jadi melonjak hampir 100km dalam sehari. Masih teringat saya servis ganti oli dua minggu lalu di kilometer 20 ribu. Sore tadi sudah 20.965… Sebenarnya sih yang beneran bikin cape itu bolak balik antar jemput anak-anak. Jadwal sekolah dan les mereka hampir tak ada yang bersamaan. Paling tidak harus berada di jalan tak kurang dari 7 kali. Nggak jauh sih, paling sekali jalan jemput anak-anak hanya 1 km sampai 5 km. Mondar mandirnya itu yang benar-benar berasa jadi tukang ojek.
Yah paling tidak tahun ajaran 2013-2014 mendatang mondar mandirnya cukup berkurang drastis. Anak-anak harusnya jadwal sekolah dan les sudah lebih banyak yang bersamaan. Tapi antara mencari mbak atau mencari tukang ojek beneran, masih dilema. Ada masukan?