Performa Honda Astrea Prima 1990 @ 2013

Lagi-lagi gara-gara PRT saya yang baru nggak bisa naik motor bebek (waktu pertama antar ke sekolah jatuh sampai kaki anak-anak lecet) akhirnya saya yang mengalah pakai Astrea Prima dan dia yang pakai Beat. Bukan soal berani atau tidak, tapi bisa sampai ke kantor ga yah?
Motor itu memang sudah berumur walau beberapa bulan lalu habis cukup banyak saat overhaul. Jadi bisa dibilang kondisi mesin sedang di puncaknya lah, untuk kategori motor tahun 1990. Sedangkan untuk body dan kelistrikan belum tersentuh sama sekali, lha memang proses restorasinya belum kelar. So, sampai sih ke kantor dan balik rumah lagi. Tapi ada beberapa catatan:

  • Buat start stop di kemacetan Jakarta sih OK, cuma saat mau melaju dari 0 kph pasti tertinggal dengan motor-motor lainnya. Akselerasinya buruk sekali. Mungkin karena bebannya saat ini 150 kg! Hahahaha… Kalau Yanty sudah turun dan saya melaju sendiri, jadi ingat masa SMA dulu pas kebut-kebutan.
  • Kalo urusan kebut-kebutan, parameter selanjutnya adalah rem. Kanvas baru diganti semua, tapi jelas tak sepakem rem cakram yang biasa saya pakai di Beat. Ini benar-benar menyita konsentrasi karena saya harus menambahkan 2 sampai 3 kali jarak pengereman. Ujung-ujungnya saya jadi lebih capai pas sampai tujuan.
  • Lampu dan klakson yang kadang byar pet. Mungkin karena kualitas tembaganya yang sudah menurun drastis. Kalau kabel busi sih pernah diganti kok, jadi saya rasa nggak pengaruh banyak ke tenaga mesin. Cuman jadi ga bisa pulang malam-malam.
  • Sama soal bagasi. Saya memang tak pernah suka pakai backpack saat naik motor. Saat pakai Beat, backpack dan jas hujan bisa diletakkan stabil di footstep depan. Pakai Prima, jadi harus diletakkan di atas leher bebeknya, yang seringkali bergeser saat saya harus bermanuver.
  • Ban dan shock pun berpengaruh banyak. Walau shock sudah saya ganti denga YSS Top Up, cuma rasa geol-geol itu tetap ada. Kurang keras kali ya shocknya. Dan ban yang 80/90 ring 17 jelas berasa lebih ramping dari ban Beat saya yang 80/80 ring 14. Problem di Prima ini, tapak ban sudah maksimum. Sedikit lagi sudah gesrot fender.
  • Kembali lagi ke mesin. Memang ada masalah dengan karburatornya. Saya ini sedang pakai karburator pinjaman, kiriman dari Astrea Grand yang di rumah orang tua. Jadi seumpama dapat karbu KW (yang ori sudah 2 bulan pesan di AHASS tak kunjung dapat) belum tentu bisa seperti sekarang ini.
  • Plus, kalau mesin (rasanya) kepanasan, ada bunyi klotok-klotok di sisi kiri mesin. Entah apa itu.
  • Yang hebat, bensinnya! Walau mesti dibuktikan sekali lagi, tapi minggu lalu saya menghabiskan 12 ribu rupiah premium untuk 3 hari! Berarti fuel consumptionnya sekitar 1:56, bandingkan dengan punya Beat yang hanya 1:35 (saya hitungnya pas masih baru, sekarang keknya dah tambah boros lagi)

So kesimpulannya, restorasi tetap diteruskan, sampai punya modal buat beli satu lagi yang baru. Dan harus plat genap karena baik mobil dan Beat platnya ganjil… hehehe…

Teman saya komentar, “itu kunci lemari yah?”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top