Android: Adaptive Battery vs Adaptive Power Saving

Adaptive Battery dan Adaptive Power Saving merupakan fitur-fitur yang ditawarkan oleh beberapa ponsel Android terbaru untuk membantu memperpanjang daya tahan baterai. Adaptive Battery adalah fitur yang mempelajari kebiasaan pengguna dalam menggunakan aplikasi dan kemudian menyesuaikan penggunaan baterai berdasarkan pola penggunaan tersebut. Sementara itu, Adaptive Power Saving adalah fitur yang secara otomatis mengaktifkan mode hemat daya saat baterai mulai menipis, serta mengoptimalkan penggunaan baterai dengan membatasi kinerja ponsel.

Perbedaan utama antara kedua fitur ini adalah pada cara mereka bekerja. Adaptive Battery bekerja dengan memantau aplikasi yang sering digunakan oleh pengguna dan membatasi penggunaan baterai pada aplikasi yang jarang digunakan. Sementara itu, Adaptive Power Saving mengaktifkan mode hemat daya secara otomatis ketika baterai mulai menipis dan membatasi kinerja ponsel untuk mengoptimalkan penggunaan baterai.

Kelebihan dari Adaptive Battery adalah dapat mempelajari kebiasaan pengguna dan menyesuaikan penggunaan baterai berdasarkan pola penggunaan tersebut. Dengan begitu, pengguna dapat menggunakan aplikasi yang sering digunakan tanpa harus khawatir terlalu banyak memakan baterai. Kelebihan dari Adaptive Power Saving adalah dapat mengaktifkan mode hemat daya secara otomatis ketika baterai mulai menipis, sehingga pengguna tidak perlu khawatir kehabisan daya saat ponsel sedang digunakan dalam situasi darurat.

Namun, kedua fitur ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari Adaptive Battery adalah memerlukan waktu untuk mempelajari kebiasaan pengguna sehingga pada awal penggunaan, fitur ini mungkin tidak terlalu efektif dalam menghemat baterai. Sedangkan kekurangan dari Adaptive Power Saving adalah dapat membatasi kinerja ponsel sehingga dapat membuat pengguna merasa lambat atau tidak responsif.

Secara keseluruhan, Adaptive Battery dan Adaptive Power Saving adalah fitur yang berguna untuk membantu memperpanjang daya tahan baterai pada ponsel Android. Kedua fitur ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pengguna harus mempertimbangkan mana yang lebih penting sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, fitur-fitur ini dapat membantu pengguna menghemat baterai dan menggunakan ponsel dengan lebih efisien.

Nah, berikut testimoni saya sendiri yang baru saja mengenal kedua fitur ini pada ponsel Samsung Galaxy A54. Ponsel saya atur terhubung ke head unit mobil melalui koneksi bluetooth dan secara otomatis menyalakan lagu via Spotify. Ternyata Adaptive Battery membuat koneksi bluetooth terganggu, sering putus walau beberapa detik kemudian secara otomatis tersambung kembali. Begitu pula dengan Google Maps yang sering saya gunakan saat berkendara. Jika layar ponsel saya matikan, dan beberapa saat kemudian saya nyalakan kembali, Google Maps menunjukkan pesan “Searching for GPS” dan tidak dapat mengunci lokasi. Karena dua hal di atas bagi saya cukup krusial, fitur Adaptive Battery saya matikan, sementara fitur Adaptive Power Saving memang tidak digunakan karena saya memerlukan notifikasi dari berbagai aplikasi secara realtime.

Dengan mematikan kedua fitur ini, baterai ponsel masih dapat bertahan satu hari penuh aktifitas. Lagipula dengan fitur Super Fast Charging, baterai ponsel Samsung Galaxy A54 dapat terisi penuh dalam waktu 2 jam menggunakan pengisi daya 40W.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top