Holy Spirit is here!!!

Kami, aku dan Yanty, akhirnya berangkat kebaktian tanpa keraguan. Hanya sedikit
mengantuk saat di perjalanan. Sesampainya di Maizonette, seperti biasa, aku
naik tangga ke lantai 4 dan Yanty naik lift (payah!…, he….). Bertemu dengan
Chandra, teman se-usher dulu yang sekarang berkebaktian di Serpong, memberikan
undangan pernikahannya (ui…, kita kapan?).

Kebaktian dimulai, dengan pendahuluan yang menyatakan bahwa kebaktian sebelumnya,
jam 3 sore, benar-benar seru! Lalu, ada apa sih? Pujian penyembahan dimulai.
Dari belakang aku melihat sekilas Arman bersama seorang ‘bule’ berjalan ke kursi
barisan depan. Aku pikir, "wah, interpreter lagi nih". Terus terang
aku nggak begitu suka kalau kebaktian dengan preacher berbahasa Inggris lalu
diterjemahin. Mengganggu! Tapi yah, gimana lagi. Toleransi sama yang lain….
Aku pikir kebaktian ini akan biasa-biasa saja (padahal setiap kebaktian selalu
berbeda kan! Selalu ada jamahan Allah yang baru!). Ternyata aku keliru.

Dia, si ‘bule’, ternyata David Reedy dari Hillsong Church, Australia. Gee…
setelah pujian penyembahan selesai, dia meneruskannya! Dengan talenta seperti
itu, David dipakai Tuhan ‘menjamah’ kita semua! Amen! Kita sangat bersuka cita
hari itu. Yang nggak, berarti sedang membawa beban sangat berat ke gereja, he….
Sempat menyanyikan lagu yang baru akan diliris di album bulan Juli.

David membawakan firman Tuhan dari Kejadian 26, tentang sumur.’Sumur’ Roh Kudus
yang harus ‘digali, dibersihkan, dan dijaga’. Aku nggak berpanjang lebar soal
ini, tapi kotbah ditutup dengan altar call, dengan tiba-tiba. David menunjuk
seseorang di barisan ketiga dari depan, dan bernubuat untuknya. Diteruskan untuk
orang kedua, ketiga, keempat, dan akhirnya dia memberikan panggilan bagi siapa
saja, yang tidak bisa menggali dan menjaga sumur Roh Kudusnya, untuk maju ke
depan.

Sejak David bernubuat untuk orang pertama, aku merasakan sesuatu. Ada aliran
Roh Kudus di tempat itu. Seseorang pernah berkata, "Jika kamu merasakannya,
ikuti! Jangan sampai tertinggal". Mungkin pernyataan itu bukan untuk diimpelentasikan
secara harfiah, tapi aku ikuti juga. Aku mulai berdoa, meminta Tuhan untuk dapat
merasakan kehadiran Roh Kudus di tempat ini. Dan, tiba-tiba aku bergetar, merasakannya.
Sama seperti yang pertama kali aku rasakan saat menerima Roh Kudus untuk pertama
kalinya, di Kopeng dulu. Tenteram, damai menyelimutiku.

Dan tiba-tiba sesuatu mendorongku untuk berkata, "Go… Go… Go…"
untuk Yanty yang duduk di sebelahku. Aku terus berdoa. Hingga suatu saat aku
merasakan angin saat Yanty bergeser dibelakangku untuk ke depan. Aku terus berdoa,
berbahasa roh, untuk Yanty. Ini benar-benar bukan keinginanku sendiri, tapi
seperti didorong untuk melakukannya. Aku sendiri tidak maju ke depan, hanya
berdiri di barisanku, berdoa, sampai altar call itu selesai.

Aku membuka mataku, Yanty belum kembali ke kursinya, dan di depan sudah hampir
kosong (nggak tau deh ke mana dia). Aku duduk dan merasakan sesuatu yang kurang.
More !!! I need it more! Sayang kebaktian harus diakhiri. Pujian kolekte hari
itu, yang itu-itu saja, agak membuatku kesal. Untunglah David menutupnya lagi
dengan pujian.

Kebaktian hari itu sungguh luar biasa, dan kami sungguh diberkati.

Catatan akhir:

  • Matius 7:11b, Yohanes 16:24b, I Yohanes 5:14-15. …Ia mengabulkan doa kita,
    jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
  • Bila anda belum mengalami jamahan Roh Kudus, mintalah kepada Tuhan, karena
    Dia akan ‘bekerja dengan indahnya’ dalam dirimu.
  • Belajarlah mengenali suara Tuhan, yang keluar dari hati kecilmu (kalau perlu,
    baca buku: Mengenal Suara Tuhan, …)
  • Great thanks to David Reedy, for your service that day